Pemahaman
Alkitab
II Tawarikh
17 : 1 – 19
Senin, 01 Juli
2013
I. Pengantar
Pada saat seseorang atau
sekelompok orang terpilih menjadi pemimpin pada lembaga apapun, orang itu mengemban tanggung jawab yang besar.
Entahkah jabatan yang melekat pada
dirinya itu karena prestasinya atau karena hubungan kerabatan, pemimpin mesti
menjalankan tugas selama masa kepemimpinannya dengan baik. Siapapun
kita, Saya mengajak kita mendalami bersama II Tawarikh 17 : 1 – 19 teks ini,
kemudian menyimpulkan pesan teks ini bagi kita semua.
II. Pemahaman
Teks
1. Yosafat
menjadi raja Yehuda menggantikan
ayahnya, Raja Asa (ay.1). Yosafat adalah pemimpin kerajaan Yehuda yang keempat.
Ia menjadi raja pada saat berusia 35 tahun dan ia memerintah di kerajaan Yehuda
selama 25 tahun (Band : II Taw 20:31). Ini berarti Yosafat terpilih menjadi raja karena ia keturunan raja, bukan kerena prestasinya,
tetapi ia memimpin dalam waktu yang lama.
2. Yosafat
menempatkan tentara di semua kota berbenteng
di Yehuda dan di luar kota Yehuda serta di kota – kota yang telah direbut ayahnya di wilayah Efraim dulu
(ay.2). Hal ini menjadi strategi yang penting oleh karena sejarah mencatat sejak
raja Asa melakukan kesalahan dengan bersandar pada raja Aram ketika
berperang melawan Raja Baesa (Kerajaan
Israel Utara), kerajaan Yehuda akan
selalu terancam bahaya perang (II Taw 16 : 9 : Penyataan Tuhan melalui Hanani).
Karena itu penjagaan wilayah kerajaan dan kekuasaan Yehuda menjadi penting. Dari
sini kita dapat menyimpulkan bahwa Yosafat
adalah tipe pemimpin yang
bertindak berdasarkan pemahaman
terhadap kebutuhan rakyatnya. Ia juga bertindak strategis. Ia
mengantisipasi kemungkinan ancaman perang
yang akan dihadapi kerajaan Yehuda.
3. Yosafat tidak
menyembah Baal (ay.3). Ia
beribadat kepada Allah (ay.4). Dalam hal ini ia mengikuti jejak / meneladani
Daud, bapa leluhurnya dan juga Asa, ayahnya.
4. Yosafat
taat kepada perintah – perintah Allah (ay.4).
Hal ini berarti bahwa Yosafat tipe orang yang bukan hanya beribadah kepada Tuhan tetapi
juga taat melakukan perintah – perintah Tuhan. Yosafat memiliki integritas. Dalam rangka mentaati perintah Tuhan, Yosafat
melakukan beberapa hal berikut :
a. Yosafat
memilih cara hidup yang berbeda dengan raja – raja Israel lainnya. Raja-raja Israel memilih imam, nabi seturut
keinginan hati sendiri dan meminta agar para nabi bernubuat untuk menyenangkan
hati mereka. Yosafat tidak demikian. Ia
memilih setiap orang untuk menjalankan tugas tertentu sesuai ketetapan Tuhan
untuk menjalankan ketetapan Tuhan juga (Band II Taw 19)
b. Dengan
kemauan yang keras (dengan tabah hati) Yosafat
mentaati perintah Tuhan dan menghancurkan semua tempat penyembahan
berhala serta patung dewi Asyera di Yehuda(ay.6).
c. Di
tahun ketiga, Yosafat mengutus pejabat
– pejabat tinggi untuk mengajarkan hukum – hukum TUHAN di kota- kota
Yehuda. Mereka adalah Benhail Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha. Mereka diutus bersama 9 orang Lewi yaitu
Semaya, , Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan
Tob-Adoni dan 2 orang imam : Elisama dan
Yoram. Para utusan raja ini membawa hukum – hukum Tuhan pergi ke mana – mana di
semua kota Yehuda dan mengajar rakyat di sana.
5. Tindakan
Tuhan terhadap Yosafat pada masa pemerintahannya sebagai raja Yehuda :
a. Tuhan
memberkati Yosafat
b. Tuhan
memberi kepada Yosafat kedudukan yang
kuat sebagai raja Yehuda.
c. Tuhan
membuat semua kerajaan di sekitar Yehuda
takut berperang melawan raja Yosafat. Bahkan bangsa Filistin dan Arab
memberikan kepada Yosafat banyak perak dan hadiah – hadiah lain, kambing dan
domba.
6. Ay.12-19
memberi gambaran bahwa Yosafat menjadi raja yang makin hari makin berkuasa,
makin kuat (ay.12-19). Ini berarti bahwa
dengan dilantiknya Yosafat menjadi raja,
ia tidak serta – merta menjadi raja yang hebat. Ia menjalani proses yang panjang yang dimulai dari
tindakannya yang jelas berbeda dari kebanyakan raja Israel : Ia beribadat
kepada Allah dan mentaati hukum –
hukum Tuhan. Ia bertindak strategis dalam menjalankan
tanggung jawab kepemimpinannya. Mulai
dari menempatkan orang dalam posisi dan tanggung jawab tertentu, mendorong orang untuk melaksanakan tugasnya
dengan bertanggungjawab dan mendorong
pejabat yang diangkatnya untuk menjalankan tugasnya sebagai ibadah (band II Taw 19
: 6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: "Pertimbangkanlah apa yang kamu
buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk
TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum.) Hal – hal inilah yang membuat Yosafat sukses
dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai raja Yehuda.
III.
Pertanyaan
Refleksi
1.
Belajar dari cerita kepemimpinan Raja Yosafat, hal
apa yang menentukan keberhasilan seorang
pemimpin? Jelaskan !
2.
Bagaimana menjalankan tanggung jawab
kepemimpinan yang diberikan kepada kita?
IV.
Kesimpulan
Belajar dari
Raja Yosafat, untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal seorang
pemimpin dalam lembaga manapun mesti :
a. Memiliki
integritas : pengakuan, ibadah dan tindakan nyata yang sejalan. Seseorang baru
bisa memiliki integritas jika ia takut akan Tuhan dan jika ia memberi diri
untuk dipimpin oleh Roh Tuhan.
b. Bersedia
mengikuti hal baik yang pernah dilakukan pemimpin sebelumnya.
c. Mengetahui
sejarah, membuat perencanaan dan bertindak
berdasarkan pelajaran yang ia dapatkan dari sejarah kepemimpinan orang
sebelumnya.
d. Memahami
kebutuhan orang / lembaga yang dipimpinnya dan bertindak untuk memenuhi
kebutuhan itu.
e. Memiliki
strategi kepemimpinan yang baik.
f.
Mampu mengantisipasi terjadinya hal – hal buruk
pada orang / lembaga yang dipimpinnya.
g. Berani
menolak cara hidup yang bertentangan dengan perintah Tuhan. Bersedia “tampil beda” dari orang lain yang
memilih cara hidup yang berlawanan dengan kehendak tuhan
h. Memilih
orang untuk menduduki menjalankan tugas tertentu sesuai perintah Tuhan, dengan
kesadaran penuh bahwa menjalankan tugas adalah ibadah. Menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya karena apa yang ia lakukan untuk Tuhan, bukan hanya untuk orang
/ lembaga yang ia pimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar