Jumat, 05 Juli 2013

Pemimpin Yang Bertindak Strategis


Pemahaman Alkitab
II Tawarikh 17 : 1 – 19
 Senin, 01 Juli 2013
       I.        Pengantar
Pada saat seseorang atau sekelompok orang  terpilih  menjadi pemimpin pada lembaga apapun, orang itu mengemban tanggung jawab yang besar.  Entahkah jabatan yang melekat pada dirinya itu karena prestasinya atau karena hubungan kerabatan, pemimpin mesti menjalankan tugas selama masa kepemimpinannya dengan  baik.  Siapapun kita, Saya mengajak kita mendalami bersama II Tawarikh 17 : 1 – 19 teks ini, kemudian menyimpulkan pesan teks ini bagi kita semua.
    II.          Pemahaman Teks  
1.      Yosafat menjadi raja Yehuda  menggantikan ayahnya, Raja Asa (ay.1). Yosafat adalah pemimpin kerajaan Yehuda yang keempat. Ia menjadi raja pada saat berusia 35 tahun dan ia memerintah di kerajaan Yehuda selama 25 tahun (Band : II Taw 20:31).   Ini berarti Yosafat terpilih  menjadi raja karena ia  keturunan raja, bukan kerena prestasinya, tetapi ia memimpin dalam waktu yang lama.
2.      Yosafat menempatkan tentara di semua kota berbenteng  di Yehuda dan di luar kota Yehuda serta di kota – kota yang  telah direbut ayahnya di wilayah Efraim dulu (ay.2). Hal ini menjadi strategi yang penting oleh karena  sejarah mencatat  sejak  raja Asa melakukan kesalahan dengan bersandar pada raja Aram ketika berperang melawan  Raja Baesa (Kerajaan Israel Utara),  kerajaan Yehuda akan selalu terancam bahaya perang (II Taw 16 : 9 : Penyataan Tuhan melalui Hanani). Karena itu penjagaan wilayah kerajaan dan  kekuasaan Yehuda  menjadi penting.   Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa Yosafat  adalah tipe pemimpin yang  bertindak  berdasarkan  pemahaman  terhadap kebutuhan rakyatnya. Ia juga bertindak strategis. Ia mengantisipasi kemungkinan  ancaman perang yang akan dihadapi kerajaan Yehuda.
3.      Yosafat  tidak  menyembah  Baal (ay.3). Ia beribadat kepada Allah (ay.4). Dalam hal ini ia mengikuti jejak / meneladani Daud, bapa leluhurnya dan juga Asa, ayahnya.
4.      Yosafat taat kepada perintah – perintah Allah (ay.4).  Hal ini berarti bahwa Yosafat tipe orang  yang bukan hanya beribadah kepada Tuhan tetapi juga taat melakukan perintah – perintah Tuhan.  Yosafat memiliki integritas.  Dalam rangka mentaati perintah Tuhan, Yosafat melakukan beberapa hal berikut :
a.       Yosafat memilih cara hidup yang berbeda dengan raja – raja Israel lainnya.  Raja-raja Israel memilih imam, nabi seturut keinginan hati sendiri dan meminta agar para nabi bernubuat untuk menyenangkan hati mereka.  Yosafat tidak demikian. Ia memilih setiap orang untuk menjalankan tugas tertentu sesuai ketetapan Tuhan untuk menjalankan ketetapan Tuhan juga  (Band II Taw 19)
b.      Dengan kemauan yang keras (dengan tabah hati) Yosafat  mentaati perintah Tuhan dan menghancurkan semua tempat penyembahan berhala serta patung dewi Asyera di Yehuda(ay.6).
c.       Di tahun ketiga, Yosafat mengutus   pejabat – pejabat tinggi untuk mengajarkan hukum – hukum TUHAN di kota- kota Yehuda.  Mereka adalah Benhail  Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha.  Mereka diutus bersama 9 orang Lewi yaitu Semaya, , Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adoni  dan 2 orang imam : Elisama dan Yoram. Para utusan raja ini membawa hukum – hukum Tuhan pergi ke mana – mana di semua kota Yehuda dan mengajar rakyat di sana.
5.      Tindakan Tuhan terhadap Yosafat pada masa pemerintahannya sebagai raja Yehuda :
a.       Tuhan memberkati Yosafat
b.      Tuhan memberi kepada Yosafat kedudukan  yang kuat sebagai raja Yehuda.
c.       Tuhan membuat semua kerajaan di sekitar Yehuda  takut berperang melawan raja Yosafat. Bahkan bangsa Filistin dan Arab memberikan kepada Yosafat banyak perak dan hadiah – hadiah lain, kambing dan domba.
6.      Ay.12-19  memberi gambaran bahwa Yosafat  menjadi raja yang makin hari makin berkuasa, makin kuat (ay.12-19).  Ini berarti bahwa dengan dilantiknya Yosafat  menjadi raja, ia tidak serta – merta menjadi raja yang hebat. Ia menjalani proses yang panjang yang dimulai dari tindakannya yang jelas berbeda dari kebanyakan raja Israel : Ia beribadat kepada Allah dan mentaati  hukum – hukum  Tuhan.  Ia bertindak strategis dalam menjalankan tanggung jawab kepemimpinannya.  Mulai dari menempatkan orang dalam posisi dan tanggung jawab tertentu, mendorong orang untuk melaksanakan tugasnya dengan bertanggungjawab dan mendorong pejabat yang diangkatnya untuk menjalankan tugasnya sebagai ibadah  (band II Taw 19 : 6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: "Pertimbangkanlah apa yang kamu buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum.)  Hal – hal inilah yang membuat Yosafat sukses dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai raja Yehuda.
 III.            Pertanyaan Refleksi
1.      Belajar dari cerita kepemimpinan Raja Yosafat, hal apa yang menentukan  keberhasilan seorang pemimpin?   Jelaskan !
2.      Bagaimana menjalankan tanggung jawab kepemimpinan yang diberikan kepada kita?
  IV.            Kesimpulan
Belajar dari Raja Yosafat, untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal seorang pemimpin dalam lembaga manapun  mesti :
a.       Memiliki integritas : pengakuan, ibadah dan tindakan nyata yang sejalan. Seseorang baru bisa memiliki integritas jika ia takut akan Tuhan dan jika ia memberi diri untuk dipimpin oleh Roh Tuhan.
b.      Bersedia mengikuti hal baik yang pernah dilakukan pemimpin sebelumnya.
c.       Mengetahui sejarah, membuat perencanaan dan  bertindak berdasarkan pelajaran yang ia dapatkan dari sejarah kepemimpinan orang sebelumnya.
d.      Memahami kebutuhan orang / lembaga yang dipimpinnya dan bertindak untuk memenuhi kebutuhan itu.
e.       Memiliki strategi kepemimpinan yang baik.
f.        Mampu mengantisipasi terjadinya hal – hal buruk pada orang / lembaga yang dipimpinnya.  
g.       Berani menolak cara hidup yang bertentangan dengan perintah Tuhan.  Bersedia “tampil beda” dari orang lain yang memilih cara hidup yang berlawanan dengan kehendak tuhan
h.       Memilih  orang untuk menduduki  menjalankan tugas  tertentu sesuai perintah Tuhan, dengan kesadaran penuh bahwa menjalankan tugas adalah ibadah. Menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya karena apa yang ia lakukan untuk Tuhan, bukan hanya untuk orang / lembaga yang ia pimpin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate