Kamis, 19 Juni 2014

“Ketidaksabaran dalam Menanti Pemenuhan Janji Tuhan Membuahkan Persoalan & Derita” (Kejadian 21 : 8 – 21)



 Orang bilang “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Menanti adalah hal yang paling menjengkelkan”. Betul ko sonde? Menunggu atau menanti orang, menanti kapan janji dipenuhi, menanti apa saja, menunggu siapa saja… meski kita lakukan dalam keadaan diam… itu adalah hal yang paling menguras energy. Apalagi yang kita tunggu / nantikan itu sesuatu yang sangat kita inginkan / hal yang sangat kita harapkan. Yang seringkali terjadi adalah dalam menanti kita seringkali tidak sabar, karena itu kita bertindak / melakukan hal yang kita anggap baik untuk segera memenuhi keinginan / harapan kita. Kalau terlalu lama sampai tujuan, jalan pintas saja.
Alkitab memberikan kepada kita informasi tentang keluarga Abram & Sarai yang pernah menanti pemenuhan janji Tuhan dalam kurun waktu yang sangat lama. 
Sejak Allah memanggil Abram & berjanji kepada Abram bahwa Allah akan memberkati dia, dan Allah akan menjadikan Abram, keturunannya sebagai suatu bangsa yang besar… Abram & Sarai menjalani hidup dalam penantian yang panjang. Sampai usia mereka sudah sangat tua, secara fisik tak mungkin lagi Sarai hamil & melahirkan, Sarai & Abram bertindak mendahului janji Allah. Sarai memberikan Hagar hambanya kepada Abram, lalu menyuruh Abram tidur dengan Hagar sehingga Hagar bisa melahirkan Anak untuk Sarai. Sarai & Abram tak sabar menunggu Tuhan Allah memenuhi janjiNya kepada mereka, sehingga mereka ambil jalan pintas. Buat apa saja yang penting dapat anak. Alkitab mencatat, Hagar akhirnya Mengandung dan melahirkan anak laki – laki bagi Abram, dank arena statusnya budak / hamba maka anak itu secara hokum adalah anak Sarai. Keinginan & harapan Abram & Sarai untuk punya anak, punya keturunan terpenuhi. Tetapi sikap & tindakan jalan pintas mereka karena tak sabar menanti Tuhan memenuhi janjiNya itu berakibat buruk, bagi mereka berdua sebagai suami istri, berakibat buruk bagi Hagar & Ismail, juga bagi Ishak anak mereka. Kejadian 16 mencatat : Ketika Hagar tahu bahwa ia telah mengandung, ia memandang rendah Sarah, nyonyanya. Sarah sakit hati. Posisi Abram menjadi sulit, antara membela perempuan yang sedang mengandung anaknya atau membela istri yang dikasihinya. Hagar pun menderita sejak hamil sampai anaknya mulai besar. Sarah menindas Hagar sehingga Hagar melarikan diri dalam keadaan hamil. Bahkan  Pembacaan kita tadi memberi informasi bahwa : Pada saat Tuhan memenuhi janjinya : Sarah mengandung dan melahirkan Ishak di saat Ismail sudah berumur sekitar 14 - 16 tahun pun, Hagar masih memikul derita itu. Ada 3 hal penting dalam pembacaan ini : Mari kita lihat bersama :
1.      Sarah memperhatikan ketika Ishak anaknya sedang main dengan  Ismail anak Hagar. Terjemahan kata sedang main ini adalah mengolok – olok. Saya membayangkan sama seperti kebanyakan kakak beradik  usia remaja & anak kecil yang main bersama. Melihat hal ini muncul kekuatiran pada diri Sarah tentang warisan dan hak waris. Tentu Ishak anaknya akan menjadi pewaris utama, tetapi ada juga Ismail anak Abram yang lain, yang secara fisik tentu lebih kuat dan lebih tua dari Ishak… Bisa jadi Ismail yang akan menguasai semua warisan. Kekuatiran ini membuat Sarah menyuruh Abraham mengusir Hagar & Ismail anaknya itu. Ini berarti Sarah mulai menganggap Ismail & Hagar sebagai pengganggu kenyamanan hidup keluarganya hari ini dan di masa depan.  Pada saat itu Sarah tak ingat lagi bahwa Ismail & Hagar itu ada pada posisi demikian karena sikap & tindakannya pada waktu lalu di saat ia tak sabar menanti pemenuhan janji Tuhan. 
Saya ingin kita semua menggaris bawahi hal ini : Sikap & tindakan yang kita ambil di saat kita tak sabar menantikan pemenuhan janji Tuhan dalam hidup kita hanya akan menimbulkan persoalan baru yang membuat kita menderita, dan orang lain yang kita ikut sertakan dalam hal ini pun ikut menderita. Saya catat di sini :
a.       Sarah menderita tekanan batin karena diolok dan dipandang rendah oleh Hagar.
b.      Abraham : berada di posisi sulit. Mau bela istri atau budak perempuan yang telah melahirkan anak baginya. Mau bela Ismail atau Ishak.
c.       Ishak : Kenyamanannya sebagai anak terganggu.
d.      Hagar : Haknya sebagai perempuan yang telah melahirkan anak bagi seorang laki – laki, yang mestinya dihargai justru diabaikan. Ditindas lahir batin dan diusir sehingga ia berjuang sendiri menjadi orangtua tunggal bagi Ismail anaknya.
e.       Ismail : Dipisahkan dari ayahnya. Mengalami kekurangan air sehingga kehausan sampai menangis penuh derita.
Lagi sekali saudara : Sikap & tindakan yang kita ambil di saat kita tak sabar menantikan pemenuhan janji Tuhan dalam hidup kita hanya akan menimbulkan persoalan baru yang membuat kita dan orang lain menderita.

Bapa ibu saudara & saya lebih tahu apa keinginan dan harapan masing – masing kita. Apa yang kita doakan. Apa yang kita minta dari Tuhan. Apapun itu, Tuhan Allah & Bapa kita berjanji akan memelihara dan memberikan yang terbaik bagi anak – anaknya, yang percaya kepadaNya, hidup taat pada kehendaknya, bekerja dengan tekun dan rajin. Entah kapan Tuhan memenuhi keinginan dan harapan kita, doa – doa kita. Entahkah Tuhan memberi sesuai yang kita harapkan atau yang berbeda dengan itu… yang pasti Tuhan akan selalu memberikan yang terbaik.  
Yang diminta dari kita adalah berjuang, menanti dengan sabar dan bersikap / bertindak sesuai keinginan / kehendak Tuhan
Ini penting saudaraku… karena kita hidup di zaman yang dicirikan dengan trend  : orang punya banyak sekali keinginan untuk membuat dirinya bahagia tetapi tidak mau bekerja keras dan bersabar. Mau cepat dapat… mau cepat jadi.  Kalau bisa, kerja sedikit hasilnya banyak… bahkan lebih baik lagi kalau diam – diam tapi dapat banyak… istilah orang Kupang “HG”. Apa itu HG???? Ya benar HARAP GAMPANG…. Semua yang instan & HG itu memang kelihatan dan rasanya enak, tapi percayalah selalu ada pihak yang dikorbankan dan menderita. Kita dan orang di sekitar kita. Contoh : Mie instan itu enak. Harganya lebih mahal dari sayur sawi. Yang paling enak dari mie instan di saat lapar adalah : masak cepat, aromanya menggiurkan, enak di lidah… tapi apakah mie instan bikin sehat??? Tidak.  Orang2 yang belajar ilmu gizi & kesehatan bilang : Makan mie instan & makanan instan lainnya terus - menerus buat kita hemat waktu kerja dan juga hemat waktu hidup di dunia karena segala penyakit yang ditimbulkan olehnya… (Obesitas / kegemukan seperti saya, Kolestrol, Asam urat, gula darah dll… silahkan sebut sendiri)
Contoh lain : Main judi memakai : Kartu, TJ, Foker, KP, Taruhan Bola, togel dll  yang kita semua tau bisa untuk menggandakan uang secara cepat itu : kelihatannya enak saja… duduk, hitung sana- sini, tak keluar keringat, kalau beruntung menang dapat uang cepat dan banyak. Tapi percayalah di saat kita menang : selalu ada pihak yang dirugikan. Anak – istri – suami kita makan dari apa yang alkitab bilang : ROTI KEMALASAN. Kalaupun jumlahnya banyak itu tidak akan jadi berkat. Orang Kupang bilang “makan berapa banyak pun, sonde akan jadi darah daging”. Saat kita makan pun, ada orang yang menangis. Siapa mereka? Istri – anak – suami dari orang yang kalah dari kita dalam permainan itu. Kenapa begitu? Saya yakin tak ada keluarga yang secara sadar sepakat waktu ba’ator uang dalam rumah, dengan sengaja sisihkan : Ini Modal judi ee… yang ada orang main judi pakai modal uang yang seharusnya untuk beli sayur atau uang sekolah anak dll…. Betul ko sonde?

Saudaraku, Semua yang instan & HG itu memang kelihatan dan rasanya enak dan baik tetapi semua itu menunjukkan bahwa kita sedang merendahkan kuasa / kemampuan yang Tuhan berikan pada setiap kita untuk menjalani hidup dengan  berdaya upaya, dengan tekun dan sabar  sambil percaya bahwa Tuhan akan memberkati  kita dengan berkat yang cukup.
Saudaraku… silahkan punya keinginan & harapan, silahkan bergumul dengan semua itu, berusaha sedapat mungkin, berserah kepada Tuhan, bersabarlah menanti pemenuhan janji Tuhan dengan percaya entahkah harapan kita terkabul atau tidak Tuhan tau, dan Tuhan pasti memberi yang terbaik untuk kita. 
Belajar dari soal keluarga Abraham: Jika sekarang kita mengalami masalah, jangan cepat salahkan orang lain, tapi periksa kembali sejarah hidup kita, karena bisa jadi apa yang kita alami hari ini akibat sikap & tindakan kita di masa lalu. Jangan seperti Sarah yang mempersalahkan lalu mengusir Hagar & Ismail. Ini berarti juga, jika kita ingin  hidup baik di masa depan, mari kita jalani hari dengan bersikap, bertindak dan mengambil keputusan yang benar dengan percaya bahwa Tuhan akan tetap memelihara & memberikan apa yang terbaik menurut pandanganNya bagi kita anak – anakNya. Jangan ambil jalan pintas, pilih jalan instan & Harap gampang hari ini, supaya besok kita & sesama hidup baik.
2.      Hagar & Ismail menderita akibat pengusiran itu. Kita bertanya Allah yang menciptakan Ismail ada dimana? Apakah Allah tinggal diam? Tidak. Allah mendengar tangisan Ismail. Allah mendengar & menguatkan Hagar dalam keputus-asaannya.  Allah tidak berpangku tangan. Tuhan Allah bertinda. Membuka mata Hagar & menguatkan pengharapan Hagar. Tuhan Allah berjanji & bertindak memelihara Ismail juga. Saudaraku… mungkin saat ini saudara sedang menjadi korban karena tindakan sesama yang tak sabar menanti janji Tuhan… Mungkin saudara adalah seorang perempuan yang menjadi orangtua tunggal bagi anakmu... Mungkin saudara hidup dengan menangis, berkawan dengan derita… 
     Saudaraku… jangan menyerah… jangan putus asa… berteriaklah memanggil nama Tuhan… Suara saudara & anak saudara akan sampai ke Telinga Tuhan Allah kita. Tuhan Allah akan bertindak tepat pada waktuNya untuk menyelamatkan kita. 
      Tuhan Allah telah bertindak karena peduli pada Hagar & Ismail, maka sebagai gereja baiklah kita pun bersikap peduli terhadap para perempuan yang bergumul menjadi orangtua tunggal & baiklah kita bersedia menerima anak - anak yang lahir tanpa pengakuan "ayahnya"  agar mereka hidup selayaknya dan bangkit menuju masa depan.
Menangisi nasib / keadaan memang akan membuat kita lega tapi itu tak cukup… mengapa karena saat kita menangisi nasib / meratapi diri kita hanya focus pada diri sendiri. Tetapi ketika kita bangun dan bertindak dengan berserah pada campur tangan Tuhan kita akan menemukan sumber – sumber kehidupan, seperti Hagar yang di saat ia berhenti menangis, Tuhan membuka matanya sehingga ia menemukan sumur, sumber air bagi anaknya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate