Sabtu, 15 Agustus 2015

Saat Menjalani Ujian adalah Saat Kita Dimurnikan Tuhan ( Mazmur 66 : 1 – 12 )



Nats Pembimbing  : Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak (Mazmur 66:10)

Orang beragama & orang atheis, orang tahanan dan orang bebas, dia yang terkenal baik dan saya yang terkenal jahat, punya harapan yang sama. Setiap orang berharap agar dirinya baik – baik saja, hidupnya terhindar  dari berbagai tantangan dan  kesulitan.  Mau bukti ?
1.     Pendeta yang biasanya dapat cap “orang baik”  tiap hari menjalankan pelayanan  sambil berharap dirinya sehat, punya cukup uang dan bahagia bersama keluarga.
2.     Apakah ada orang yang jalankan rencana perampokan sambil berharap… semoga kali ini beta gagal merampok? Apakah ada seorang  pencuri yang bongkar orang pung rumah malam – malam sambil berharap “semoga kali ini beta ditangkap”? ada ko? Tidak ada…
Semua orang, yang buat baik ataupun yang buat jahat punya harapan yang sama, dirinya baik – baik saja, sehat – aman, bahagia dst. Setuju??? … Terima kasih
Manusia adalah mahluk yang suka menilai dan cepat memberi respon terhadap perilaku sesame yang dipandang jahat.
Contoh : kalau  ada teman  yang suka bacari hal, kita akan nilai dia sebagai “orang jahat” dan kita akan berusaha untuk menghindari dia. Kalau suatu ketika dia mendapat ganjaran karena perbuatan jahatnya, kita bilang apa? Apakah kita bilang “ee kasian dia ee” atau kita bilang “surasa…mampooooosss!!!!”. Lebih banyak yang mana? Antara “ee kasian dia dan surasa .. mampos” mana yang lebih sering kita ucapkan??? Silahkan jawab sendiri.  
Reaksi seseorang terhadap kesulitan yang sedang ia hadapi, (terlepas dari penyebab kesulitan itu, apakah dirinya sendiri atau orang lain sebagai penyebab),  sangat dipengaruhi oleh tanggapan / reaksi orang – orang di sekitarnya.
Jika orang – orang di sekitar dia memberi reaksi positif : menguatkan dan mendukung dia agar tabah dan kuat menjalani kesulitan itu, maka seiring dengan berjalannya waktu dia akan menjadi sadar bahwa dia terbatas, dia manusia biasa yang punya salah tetapi mau berubah menjadi baik.
Tetapi jika orang – orang di sekitarnya memberi reaksi negative : mengecam dan mengucilkan dia  maka seiring dengan berjalannya waktu dia akan berusaha membangun mekanisme pertahanan diri agar orang lain menganggap dia benar dan juga kan sangat membenci dan menolak kesulitan yang sedang dihadapinya. Dia menjadi pendendam. Menjalani masa sulit sambil merencanakan pembalasan dendam… Lu tunggu eee… beta keluar dari sini lu abis…begini – begini beta su pernah hidup di Rutan ni…
Saudaraku bagaimana pandangan kristen tentang kesulitan dan tantangan hidup yang kita alami, baik itu kesulitan akibat perbuatan kita sendiri maupun  kesulitan karena perbuatan orang lain maupun system???
Pembacaan Alkitab tadi adalah mazmur yang berisi nyanyian syukur Israel karena Allah telah menolong mereka dari berbagai kesulitan hidup.  Mereka menjalani hidup yang sulit :
1.     Dikejar musuh tetapi Allah membuka jalan yang tak mungkin menurut manusia (membelah laut teberau menjadi jalan untuk umat menyelamatkan diri dan membuka jalan di tengah sungai Yordan sehingga umat di bawah pimpinan Yosua bisa menyeberang) _ Ay.6
2.     Mengalami tekanan dan ancaman dari bangsa lain yang menjadi musuh tetapi Allah membuat mereka menang dalam berbagai peperangan. _Ay.7
3.     Allah mempertahankan jiwa mereka di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki mereka goyah_Ay.9
Umat Israel meyaksikan bahwa setiap keadaan itu membuat mereka menjadi sama seperti orang yang sedang terjerat dalam jaring di bawah air sambil mengikat beban di pinggang sehingga tak berdaya untuk bisa melepaskan diri.  Sementara Mereka mau melepaskan diri, ada orang yang jalan di atas kepala mereka sehingga tak mereka tak berdaya. Tetapi Allah melepaskan mereka karena itu mereka mengajak semua orang untuk menyanyikan kuasa kebesaran dan kasih setia Allah yang melepaskan dan membebaskan itu. Yang menarik di sini adalah umat Israel memahami bahwa setiap kesulitan itu mereka alami karena Tuhan sedang memurnikan mereka, seperti orang yang memurnikan perak.
Seperti perak dimurnikan dengan api, hidup kita pun seringkali dimurnikan oleh Tuhan dalam tungku kesulitan dan tantangan yang membuat kita menderita jiwa dan raga.. Dalam kesedihannya pemazmur berkata, “Kami telah menempuh api” (Mazmur 66:12).
Proses pemurnian memang dapat sangat menyakitkan, tetapi tidak akan menghancurkan. Allah, Sang Pemurni duduk di dekat tungku untuk menjaga nyala api. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kemampuan kita; ketika saya  sakit parah, ketika saudara berada dalam tahanan, ketika saudara mengalami masalah RT, percayalah Allah tidak jauh, Allah ada bersama dan di dekat kita. Allah  sudah memperhitungkan semua hal ini kita alami demi kebaikan kita.
Mungkin ada yang bilang : iya pdt omong begitu karena sonde rasa beratnya hidup di tahanan na… saya memang tak merasakannya secara langsung tapi saya bisa membayangkan  : betapa tak enaknya berpisah dgn keluarga dan jauh dari rumah, betapa meresahkan saat menunggu waktu sidang dalam ketidak-pastian,  dan hati yang sakit mengingat semua kenangan indah saat hidup bebas.
Saudaraku… Kita barangkali tidak dapat mengerti mengapa kita harus menanggung kesengsaraan tahun demi tahun. Cobaan seakan-akan tidak akan pernah berakhir dan tidak ada tujuannya. Hari-hari yang kita jalani tampaknya berlalu dengan sia-sia. Kita merasa seakan-akan tidak melakukan sesuatu hal yang berarti.
Akan tetapi saudaraku, Allah tidak pernah mengerjakan sesuatu yang sia- sia—kita sedang dimurnikan. Dia menempatkan kita ke dalam tungku pencobaan supaya kita memperoleh kesabaran, ketaatan, kerendahan hati, belas kasih, dan juga keunggulan lain yang belum kita miliki.
Jadi, janganlah takut dan jangan menggerutu. Pencobaan saya dan saudara  saat ini, betapa pun pedihnya, sudah disaring melalui hikmat dan kasih Allah.
Ingatlah Allah, Sang Pemurni sedang duduk di samping tungku, menjaga nyala api, mengamati prosesnya, menunggu dengan sabar sampai wajah-Nya terpantul di permukaan hidup kita, sampai hidup kita memancarkan kasih dan kemuliaanNya. 
Kekasih – kekasih Tuhan, dari perenungan ini saya mau menekankan 2 hal ini bagi kita :
1.     Bagi saudara yang adalah tahanan : betatapun keadaan di tempat ini sulit, tetaplah memiliki harapan yang baik, karena harapan yang baik akan mendorong kita untuk bertahan sampai pada akhirnya. Saudara keluar dengan keberuntungan : Hidup saudara telah dimurnikan Tuhan dan saudara menjadi berkat untuk kami yang di luar tahanan. Dalam menjalani masa sulit ini, bersandarlah pada Tuhan. Entahkah ujung jalan hampir ditemui ataukah masih jauh, Tuhan akan setia menuntun saudara.
Tuhan menjadi tempat pengungsianmu.  Tuhan mengenal orang – orang yang berlindung padaNya.  
2.     Bagi kita yang bukan tahanan : Didiklah diri sendiri untuk selalu memberi tanggapan / reaksi positif dan menghindarkan diri dari mengecam para tahanan. Jangan pernah bilang “surasaaaa atau mampoooosssss !!! …. pada mereka.Belajarlah untuk lihat cermin dulu sebelum memberi tanggapan / reaksi. 
Mari dukung dan berjuang bersama mereka agar ada pertobatan, ada keadilan dan kebenaran yang nyata. Karena mereka juga adalah sesame kita, sebelah badan kita (Aok Bian – Dalek Esa – Satu perut).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate