Tanggapan
Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus
(Kisah
Para Rasul 2 : 41 - 47)
Nats Pemb : Filip 2 : 1-3a
Salah
satu ciri mahluk hidup adalah memberi tanggapan terhadap suatu hal atau
kejadian yang menimpa dirinya maupun orang lain. Hukum Aksi – Reaksi. Ada tanggapan yang
bersifat positif-negatif. Ada tanggapan yang efeknya kurang, ada yang normal
dan ada juga yang luar biasa. Penilaian pribadi dan penilaian pihak lain
tentang tanggapan seseorang biasanya subyektif, tergantung dari sudut pandang
mana kita menilai. Sebagai orang Kristen, mari dengan sadar kita belajar untuk
memikirkan apa tanggapan Tuhan terhadap pikiran kita, kata-kata kita, sikap dan
perbuatan kita.
Bacaan
kita tadi bercerita tentang bagaimana tanggapan orang – orang yang mendengar
Petrus berkhotbah tentang kebangkitan Yesus dan karya Roh Kudus dalam peristiwa
pentakosta itu. Para pendengar ini menerima / mengaminkan khotbah Petrus dengan
cara memberi diri mereka untuk dibaptis dan hari itu jemaat Mula – mula
terbentuk dengan jumlah yang bertambah dari sebelumnya yaitu kira-kira 3000
orang. Tentulah ini pentakosta dan
khotbah Petrus mengubah pandangan banyak orang tentang siapa itu Yesus. Tetapi kita lihat disini bahwa tanggapan
mereka bukan hanya memberi diri untuk dibaptis saja sehingga tercatat sebagai
anggota jemaat mula- mula, tetapi lebih dari itu. Ada beberapa hal penting
sebagai tanggapan jemaat disini :
1. Tanggapan
Pertama : Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul (ay.42a). Mestinya reaksi kita terhadap karya
keselamatan Allah tidak hanya terlihat pada sakramen : baptisan dan perjamuan
kudus saja. Reaksi kita juga harus Nampak dalam kesediaan untuk terus – menerus
mendengar dan melakukan pengajaran Kitab Suci.
Kekasih Tuhan, Bertekun dalam mendengar pengajaran ini adalah
hal yang sangat penting. Mengapa? Karena setiap pengajaran tentang isi kitab
Suci memberi hikmat kepada kita dan menuntun kita kepada jalan keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus (2 Tim
3:15-17). Ini berarti reaksi jemaat mula- mula terhadap karya Roh Kudus
& rasul Petrus adalah Reaksi
Positif. Bagaimana dengan kita? Kecenderungan kuat sekarang adalah ada
banyak orang Kristen yang tidak suka mendengar pengajaran tentang isi Alkitab.
Contoh : Khotbah kalo su terlalu lama orang mengantuk atau mengomel. Bercerita
dengan teman terdekat dst. Atau jika pengajaran hari itu pas dengan kita : ada
yang terima lalu sadar, tapi ada yang marah – marah dan tersinggung; pendeta su
khotbah apalai ni… pasti sangaja singgung beta ni… beta sonde akan datang
gereja lae … ini berarti ada masih
banyak orang Kristen yang member reaksi negative terhadap Karya Roh Kudus dan
pengajaran tentang kitab suci yang telah didengarnya. Amin saudara? Jika
demikian, mari kita beri diri untuk dituntun Roh Kudus sehinggga bisa memberi
reaksi positif.
2.
Tanggapan Kedua : Mereka bertekun dalam
persekutuan. Mereka semua bersatu. Hidup
bersama secara utuh. Dan persekutuan hidup jemaat mula- mula yang utuh ini
dibuktikan ketika mereka : (Mari kita
perhatikan dengan baik untuk menilai persekutuan kita sebagai jemaat )
a)
Meski ada banyak mujizat dan tanda yang
dilakukan oleh para rasul, tetapi para rasul dan jemaat tetap bersatu. Tidak
ada pengikut rasul A karna khotbah /
mujizatnya lebih hebat dari rasul B. Bagaimana dengan kita? Biasanya di jemaat itu
ada pengikut penatua A, ada pengikut Penatua B. Ada kelompok pendeta A, ada
Pendeta B, jemaat terpecah – pecah.
Sebenarnya ini tidak perlu terjadi karena MUjizat, tanda ajaib dan
pengajaran itu ada untuk memperkuat iman jemaat, bukan untuk mencari nama bagi
orang yang melaluinya mujizat, tanda ajaib dan pengajaran itu Tuhan beri. Jika saya sebagai pendeta dengan sadar
merancang khotbah ini atau melakukan pelayanan apapun dengan maksud agar jemaat
mengidolakan saya, puji nama saya dst… itu berarti saya sedang mencari
kemuliaan diri dan sambil berusaha menggeser kemuliaan Allah. Apakah bisa?
Apakah saya akan dapat kemuliaan nanti? Mungkin Pujian jemaat akan saya dapat,
tetapi akan ada waktu dimana orang yang memuji saya itu juga akan menghujat
saya.
b)
Mereka Menjadikan Segala kepunyaan /
milik mereka sebagai kepunyaan bersama. Apa yang dimiliki seorang jemaat dapat
dinikmati oleh anggota jemaat lain. Selalu ada anggota jemaat yang bersedia
menjual harta miliknya kemudian uang hasil penjualan itu dibagikan kepada semua
orang sesuai keperluan / kebutuhan masing – masing. Dengan kata lain selalu ada
anggota jemaat yang bersedia mengorbankan apa yang menjadi miliknya agar dapat
memenuhi kebutuhan / keperluan anggota jemaat lain. Ini berarti prinsip hidup
berbagi dan sepenanggungan yang dipraktekkan disini. Bagaimana dengan hidup
persekutuan kita? Jika kita mau jujur
ada banyak dari orang yang Kristen yang hidup dalam prinsip : prinsip Lu – Lu, Beta – Beta; bersikap egois
/ mementingkan diri sendiri. Katong dua baosadara ma uang sonde basodara Oooo. Jika kita ada orang yang minta pertolangan
pada kita berulang kali, apa yang kita bilang : mari…mari. Aman sa beta pasti
tolong. Ataukah kita muka asam dan bilang tolong satu dua kali bae ma, kalo su
ulang – ulang begini, lama-lama ju beta rasa ang? Kira beta sonde ada kebutuhan
ju ko? Saudaraku, bagi mereka yang dalam kekurangan tetapi bersedia berbagi
dengan mereka yang membutuhkan, alkitab berkata (saya ajak kita AMSAL 11:
24-25) “Ada yang menyebar harta tetapi
bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu
berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi
minum, ia sendiri akan diberi minum”.
Ini berarti dalam perhitungan ekonomi : memberi = kurang tetapi dalam perhitungan Alkitab, memberi = cukup.
c)
Mereka bertekun dan dengan satu hati
mereka berkumpul tiap – tiap hari dalam Bait Allah, kemudian Mereka memecahkan
roti di rumah masing – masing secara bergilir dengan gembira dan tulus
hati. Mereka makan bersama sambil memuji
nama Allah. Bagaimana dengan kita?
Saya tidak mengajak
kita untuk kasih tinggal rumah, tiap hari / sepanjang hari kita ibadat di
gereja. Tidak. Tapi berdasarkan pengajaran ini, saya mau ajak kita untuk
menjawab setiap panggilan pelayanan di gereja dan di rumah dengan satu hati, dengan gembira dan tulus hati
untuk memuji nama Allah. Jangan duduk ibadat bersama tapi ada bamarah.
Jangan ada jadwal pelayanan di rumah kita mengomel : hmmm tarlaen katong pung
rumah sa tarusss… atau, neu beta kasih persembahan ma ingat ko layani iko beta
pung mau, kalau sonde awas lu….
3.
Tanggapan anggota jemaat mula – mula terhadap
karya Roh kudus dan pengajaran para rasul ini adalah tanggapan yang luar biasa
dan positif. Buktinya jemaat mula- mula ini disukai oleh semua orang dan tiap
hari jumlah mereka semakin bertambah karena semakin banyak orang yang suka cara
hidup mereka dan percaya kepada Yesus.
Ini berarti kita tak perlu repot – repot cari jalan / bujuk orang supaya orang suka kita, suka persekutuan
kita. Cukuplah dengan berusaha di gereja, di rumah, di tempat kerja dan
sekolah, di mana saja, kita memberi reaksi positif terhadap karya Roh Kudus dan
pengajaran alkitab yang telah kita dengar. Dengar dan lakukan. Dengan
sendirinya orang lain memberi penilaian positif dan efeknya akan luar biasa.
Orang akan menerima kita dan datang pada kita untuk bersama mereka kita puji Tuhan. Bukan hanya orang lain yang terima dan suka
kita, Tuhan pun demikian. Berbicara
tentang apa tanggapan Tuhan terhadap pikiran, kata, sikap dan perbuatan kita
saya ingin menceritakan kembali sebuah dialog
imajiner Judulnya
“Tuhan
Tolak, Iblis Tersinggung”
Seorang anak lulus
ujian nasional dan keluarganya buat ibadat syukuran.
Sepanjang waktu ibadat
syukur ujian itu, Tuhan geleng – geleng kepala sambil mendecak : ckckckc ah ah
ah… sementara itu Iblis mondar – mandir sambil mengomel.
Selesai ibadat, si anak
memberi sambutan.
Anak
:
pertama-tama, saya bersyukur kepada Tuhan karena telah ikut campur tangan
sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan di bangku SMA dan lulus ujian ini.
Tuhan
:
Hmmm apa? Coba lu omong ulang? Dari tadi beta lihat pendeta pimpin ibadat ni
beta bingung. Basong buat ibadat syukur pada sapa? Syukur kepada Tuhan? Beta ni??
Lu kira beta ikut
campur tangan waktu lu bolos sekolah dan duduk bakumpul di blakang kantin
dengan lu pung kawan? Lu kira beta ikut campur tangan waktu sekretaris kelas
isi daftar hadir lu ADA padahal lu ALPA? Lu kira beta yang tolong lu waktu lu
menyontek waktu ujian? Lu kira beta kasih lu berkat waktu lu dapat bocoran soal
UN? Lu kira beta ikut campur tangan waktu
guru terpaksa katrol lu pung nilai kasih naik??? Itu bukan beta. Itu iblis pung
kerja jadi lu tak usah bersyukur pada Beta. Pi minta trima kasih di Iblis sana.
Lu mengaku beta pung anak ma andia lu sonde pernah mau dengar beta.
Iblis
:
jangan datang di beta lai. Beta su boleh kerja bantu lu setengah mati baru lu
buat ibadat syukur untuk Tuhan. Lu bilang Tuhan yang campur tangan bantu lu ko
lulus. Beta yang kerja sama-sama dengan lu ma lu bilang Tuhan… lu sonde tau
trima kasih. Beta tersinggung dengan lu
pung cara ni. Tuhan tolak, iblis tersinggung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar