Senin, 08 Juli 2013

Tanggapan Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus

 
Tanggapan Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus
(Kisah Para Rasul 2 : 41 - 47)
Nats Pemb : Filip 2 : 1-3a

Salah satu ciri mahluk hidup adalah memberi tanggapan terhadap suatu hal atau kejadian yang menimpa dirinya maupun orang lain.  Hukum Aksi – Reaksi. Ada tanggapan yang bersifat positif-negatif. Ada tanggapan yang efeknya kurang, ada yang normal dan ada juga yang luar biasa. Penilaian pribadi dan penilaian pihak lain tentang tanggapan seseorang biasanya subyektif, tergantung dari sudut pandang mana kita menilai. Sebagai orang Kristen, mari dengan sadar kita belajar untuk memikirkan apa tanggapan Tuhan terhadap pikiran kita, kata-kata kita, sikap dan perbuatan kita.
Bacaan kita tadi bercerita tentang bagaimana tanggapan orang – orang yang mendengar Petrus berkhotbah tentang kebangkitan Yesus dan karya Roh Kudus dalam peristiwa pentakosta itu. Para pendengar ini menerima / mengaminkan khotbah Petrus dengan cara memberi diri mereka untuk dibaptis dan hari itu jemaat Mula – mula terbentuk dengan jumlah yang bertambah dari sebelumnya yaitu kira-kira 3000 orang.  Tentulah ini pentakosta dan khotbah Petrus mengubah pandangan banyak orang tentang siapa itu Yesus.  Tetapi kita lihat disini bahwa tanggapan mereka bukan hanya memberi diri untuk dibaptis saja sehingga tercatat sebagai anggota jemaat mula- mula, tetapi lebih dari itu. Ada beberapa hal penting sebagai tanggapan jemaat disini :
1.      Tanggapan Pertama : Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul (ay.42a).  Mestinya reaksi kita terhadap karya keselamatan Allah tidak hanya terlihat pada sakramen : baptisan dan perjamuan kudus saja. Reaksi kita juga harus Nampak dalam kesediaan untuk terus – menerus mendengar dan melakukan pengajaran Kitab Suci.
Kekasih Tuhan, Bertekun dalam mendengar pengajaran ini adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Karena setiap pengajaran tentang isi kitab Suci memberi hikmat kepada kita dan menuntun kita kepada jalan keselamatan  oleh iman kepada Yesus Kristus (2 Tim 3:15-17).  Ini berarti  reaksi jemaat mula- mula terhadap karya Roh Kudus &  rasul Petrus adalah Reaksi Positif.  Bagaimana dengan kita?  Kecenderungan kuat sekarang adalah ada banyak orang Kristen yang tidak suka mendengar pengajaran tentang isi Alkitab. Contoh : Khotbah kalo su terlalu lama orang mengantuk atau mengomel. Bercerita dengan teman terdekat dst. Atau jika pengajaran hari itu pas dengan kita : ada yang terima lalu sadar, tapi ada yang marah – marah dan tersinggung; pendeta su khotbah apalai ni… pasti sangaja singgung beta ni… beta sonde akan datang gereja lae … ini berarti ada masih banyak orang Kristen yang member reaksi negative terhadap Karya Roh Kudus dan pengajaran tentang kitab suci yang telah didengarnya. Amin saudara? Jika demikian, mari kita beri diri untuk dituntun Roh Kudus sehinggga bisa memberi reaksi positif.
2.      Tanggapan Kedua : Mereka bertekun dalam persekutuan. Mereka semua bersatu. Hidup bersama secara utuh. Dan persekutuan hidup jemaat mula- mula yang utuh ini dibuktikan ketika mereka : (Mari kita perhatikan dengan baik untuk menilai persekutuan kita sebagai jemaat )
a)      Meski ada banyak mujizat dan tanda yang dilakukan oleh para rasul, tetapi para rasul dan jemaat tetap bersatu. Tidak ada  pengikut rasul A karna khotbah / mujizatnya lebih hebat dari rasul B.  Bagaimana dengan kita? Biasanya di jemaat itu ada pengikut penatua A, ada pengikut Penatua B. Ada kelompok pendeta A, ada Pendeta B, jemaat terpecah – pecah.  Sebenarnya ini tidak perlu terjadi karena MUjizat, tanda ajaib dan pengajaran itu ada untuk memperkuat iman jemaat, bukan untuk mencari nama bagi orang yang melaluinya mujizat, tanda ajaib dan pengajaran itu Tuhan beri.  Jika saya sebagai pendeta dengan sadar merancang khotbah ini atau melakukan pelayanan apapun dengan maksud agar jemaat mengidolakan saya, puji nama saya dst… itu berarti saya sedang mencari kemuliaan diri dan sambil berusaha menggeser kemuliaan Allah. Apakah bisa? Apakah saya akan dapat kemuliaan nanti? Mungkin Pujian jemaat akan saya dapat, tetapi akan ada waktu  dimana orang yang memuji saya itu juga  akan menghujat saya.
b)      Mereka Menjadikan Segala kepunyaan / milik mereka sebagai kepunyaan bersama. Apa yang dimiliki seorang jemaat dapat dinikmati oleh anggota jemaat lain. Selalu ada anggota jemaat yang bersedia menjual harta miliknya kemudian uang hasil penjualan itu dibagikan kepada semua orang sesuai keperluan / kebutuhan masing – masing. Dengan kata lain selalu ada anggota jemaat yang bersedia mengorbankan apa yang menjadi miliknya agar dapat memenuhi kebutuhan / keperluan anggota jemaat lain. Ini berarti prinsip hidup berbagi dan sepenanggungan yang dipraktekkan disini. Bagaimana dengan hidup persekutuan kita?  Jika kita mau jujur ada banyak dari orang yang Kristen yang hidup dalam prinsip :  prinsip Lu – Lu, Beta – Beta; bersikap egois / mementingkan diri sendiri. Katong dua baosadara ma uang sonde basodara Oooo.  Jika kita ada orang yang minta pertolangan pada kita berulang kali, apa yang kita bilang : mari…mari. Aman sa beta pasti tolong. Ataukah kita muka asam dan bilang tolong satu dua kali bae ma, kalo su ulang – ulang begini, lama-lama ju beta rasa ang? Kira beta sonde ada kebutuhan ju ko? Saudaraku, bagi mereka yang dalam kekurangan tetapi bersedia berbagi dengan mereka yang membutuhkan, alkitab berkata (saya ajak kita AMSAL 11: 24-25) “Ada yang menyebar harta tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum”.  Ini berarti dalam perhitungan ekonomi : memberi = kurang tetapi dalam perhitungan Alkitab, memberi = cukup.
c)      Mereka bertekun dan dengan satu hati mereka berkumpul tiap – tiap hari dalam Bait Allah, kemudian Mereka memecahkan roti di rumah masing – masing secara bergilir dengan gembira dan tulus hati.  Mereka makan bersama sambil memuji nama Allah. Bagaimana dengan kita?
Saya tidak mengajak kita untuk kasih tinggal rumah, tiap hari / sepanjang hari kita ibadat di gereja. Tidak. Tapi berdasarkan pengajaran ini, saya mau ajak kita untuk menjawab setiap panggilan pelayanan di gereja dan di rumah dengan satu hati, dengan gembira dan tulus hati untuk memuji nama Allah. Jangan duduk ibadat bersama tapi ada bamarah. Jangan ada jadwal pelayanan di rumah kita mengomel : hmmm tarlaen katong pung rumah sa tarusss… atau, neu beta kasih persembahan ma ingat ko layani iko beta pung mau, kalau sonde awas lu….
3.      Tanggapan anggota jemaat mula – mula terhadap karya Roh kudus dan pengajaran para rasul ini adalah tanggapan yang luar biasa dan positif. Buktinya jemaat mula- mula ini disukai oleh semua orang dan tiap hari jumlah mereka semakin bertambah karena semakin banyak orang yang suka cara hidup mereka dan percaya kepada Yesus.  Ini berarti kita tak perlu repot – repot cari jalan / bujuk orang  supaya orang suka kita, suka persekutuan kita. Cukuplah dengan berusaha di gereja, di rumah, di tempat kerja dan sekolah, di mana saja, kita memberi reaksi positif terhadap karya Roh Kudus dan pengajaran alkitab yang telah kita dengar. Dengar dan lakukan. Dengan sendirinya orang lain memberi penilaian positif dan efeknya akan luar biasa. Orang akan menerima kita dan datang pada kita untuk bersama mereka kita puji Tuhan.  Bukan hanya orang lain yang terima dan suka kita, Tuhan pun demikian.  Berbicara tentang apa tanggapan Tuhan terhadap pikiran, kata, sikap dan perbuatan kita saya ingin menceritakan kembali sebuah dialog imajiner  Judulnya
“Tuhan Tolak, Iblis Tersinggung”
Seorang anak lulus ujian nasional dan keluarganya buat ibadat syukuran.
Sepanjang waktu ibadat syukur ujian itu, Tuhan geleng – geleng kepala sambil mendecak : ckckckc ah ah ah… sementara itu Iblis mondar – mandir sambil mengomel.

Selesai ibadat, si anak memberi sambutan.
Anak : pertama-tama, saya bersyukur kepada Tuhan karena telah ikut campur tangan sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan di bangku SMA dan lulus ujian ini.
Tuhan : Hmmm apa? Coba lu omong ulang? Dari tadi beta lihat pendeta pimpin ibadat ni beta bingung. Basong buat ibadat syukur pada sapa? Syukur kepada Tuhan? Beta ni??
Lu kira beta ikut campur tangan waktu lu bolos sekolah dan duduk bakumpul di blakang kantin dengan lu pung kawan? Lu kira beta ikut campur tangan waktu sekretaris kelas isi daftar hadir lu ADA padahal lu ALPA? Lu kira beta yang tolong lu waktu lu menyontek waktu ujian? Lu kira beta kasih lu berkat waktu lu dapat bocoran soal UN?  Lu kira beta ikut campur tangan waktu guru terpaksa katrol lu pung nilai kasih naik??? Itu bukan beta. Itu iblis pung kerja jadi lu tak usah bersyukur pada Beta. Pi minta trima kasih di Iblis sana. Lu mengaku beta pung anak ma andia lu sonde pernah mau dengar beta.
Iblis : jangan datang di beta lai. Beta su boleh kerja bantu lu setengah mati baru lu buat ibadat syukur untuk Tuhan. Lu bilang Tuhan yang campur tangan bantu lu ko lulus. Beta yang kerja sama-sama dengan lu ma lu bilang Tuhan… lu sonde tau trima kasih.  Beta tersinggung dengan lu pung cara ni. Tuhan tolak, iblis tersinggung. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate