Saat Menjalani Ujian adalah Saat Kita Dimurnikan
Tuhan
( Mazmur 66 : 1 – 12 )
Nats Pembimbing : Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah
memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak (Mazmur 66:10)
Orang beragama & orang atheis,
orang tahanan dan orang bebas, dia yang terkenal baik dan saya yang terkenal
jahat, punya harapan yang sama. Setiap orang berharap agar dirinya baik – baik
saja, hidupnya terhindar dari berbagai
tantangan dan kesulitan. Mau bukti ?
1.
Pendeta yang biasanya dapat cap
“orang baik” tiap hari menjalankan
pelayanan sambil berharap dirinya sehat,
punya cukup uang dan bahagia bersama keluarga.
2.
Apakah ada orang yang jalankan
rencana perampokan sambil berharap… semoga kali ini beta gagal merampok? Apakah
ada seorang pencuri yang bongkar orang
pung rumah malam – malam sambil berharap “semoga kali ini beta ditangkap”? ada
ko? Tidak ada…
Semua orang, yang buat baik ataupun
yang buat jahat punya harapan yang sama, dirinya baik – baik saja, sehat –
aman, bahagia dst. Setuju??? … Terima kasih
Manusia adalah mahluk yang suka
menilai dan cepat memberi respon terhadap perilaku sesame yang dipandang jahat.
Contoh : kalau ada teman
yang suka bacari hal, kita akan nilai dia sebagai “orang jahat” dan kita
akan berusaha untuk menghindari dia. Kalau suatu ketika dia mendapat ganjaran
karena perbuatan jahatnya, kita bilang apa? Apakah kita bilang “ee kasian dia
ee” atau kita bilang “surasa…mampooooosss!!!!”. Lebih banyak yang mana? Antara
“ee kasian dia dan surasa .. mampos” mana yang lebih sering kita ucapkan??? Silahkan
jawab sendiri.
Reaksi seseorang terhadap kesulitan
yang sedang ia hadapi, (terlepas dari penyebab kesulitan itu, apakah dirinya
sendiri atau orang lain sebagai penyebab),
sangat dipengaruhi oleh tanggapan / reaksi orang – orang di sekitarnya.
Jika orang – orang di sekitar dia
memberi reaksi positif : menguatkan dan mendukung dia agar tabah dan kuat
menjalani kesulitan itu, maka seiring dengan berjalannya waktu dia akan menjadi
sadar bahwa dia terbatas, manusia biasa yang punya salah tetapi mau berubah
menjadi baik.
Tetapi jika orang – orang di
sekitarnya memberi reaksi negative : mengecam dan mengucilkan dia maka seiring dengan berjalannya waktu dia
akan berusaha membangun mekanisme pertahanan diri agar orang lain menganggap dia
benar dan juga kan sangat membenci dan menolak kesulitan yang sedang
dihadapinya. Dia menjadi pendendam. Menjalani masa sulit sambil merencanakan
pembalasan dendam… Lu tunggu eee… beta keluar dari sini lu abis…begini – begini
beta su pernah hidup di Rutan ni…
Saudaraku bagaimana pandangan kristen
tentang kesulitan dan tantangan hidup yang kita alami, baik itu kesulitan
akibat perbuatan kita sendiri maupun
kesulitan karena perbuatan orang lain maupun system???
Pembacaan Alkitab tadi adalah mazmur
yang berisi nyanyian syukur Israel karena Allah telah menolong mereka dari
berbagai kesulitan hidup. Mereka
menjalani hidup yang sulit :
1.
Dikejar musuh tetapi Allah membuka
jalan yang tak mungkin menurut manusia (membelah laut teberau menjadi jalan
untuk umat menyelamatkan diri dan membuka jalan di tengah sungai yordan
sehingga umat di bawah pimpinan Yosua bisa menyeberang) _ Ay.6
2.
Mengalami tekanan dan ancaman dari
bangsa lain yang menjadi musuh tetapi Allah membuat mereka menang dalam
berbagai peperangan. _Ay.7
3.
Allah mempertahankan jiwa mereka di
dalam hidup dan tidak membiarkan kaki mereka goyah_Ay.9
Umat Israel meyaksikan bahwa setiap
keadaan itu membuat mereka menjadi sama seperti orang yang sedang terjerat
dalam jaring di bawah air sambil mengikat beban di pinggang sehingga tak
berdaya untuk bisa melepaskan diri. Sementara
Mereka mau melepaskan diri, ada orang yang jalan di atas kepala mereka sehingga
tak mereka tak berdaya. Tetapi Allah melepaskan mereka karena itu mereka
mengajak semua orang untuk menyanyikan kuasa kebesaran dan kasih setia Allah
yang melepaskan dan membebaskan itu. Yang menarik di sini adalah umat Israel
memahami bahwa setiap kesulitan itu mereka alami karena Tuhan sedang memurnikan
mereka, seperti orang yang memurnikan perak.
Seperti perak dimurnikan dengan api,
hidup kita pun seringkali dimurnikan oleh Tuhan dalam tungku kesulitan dan
tantangan yang membuat kita menderita jiwa dan raga.. Dalam kesedihannya
pemazmur berkata, “Kami telah menempuh api” (Mazmur 66:12).
Proses pemurnian memang dapat sangat
menyakitkan, tetapi tidak akan menghancurkan. Allah, Sang Pemurni duduk di
dekat tungku untuk menjaga nyala api. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai
melebihi kemampuan kita; ketika saya
sakit parah, ketika saudara berada dalam tahanan, ketika saudara
mengalami masalah RT, percayalah Allah tidak jauh, Allah ada bersama dan di
dekat kita. Allah sudah memperhitungkan
semua hal ini kita alami demi kebaikan kita.
Mungkin ada yang bilang : iya pdt
omong begitu karena sonde rasa beratnya hidup di tahanan na… saya memang tak
merasakannya secara langsung tapi saya bisa membayangkan : betapa tak enaknya berpisah dgn keluarga
dan jauh dari rumah, betapa meresahkan saat menunggu waktu sidang dalam
ketidak-pastian, dan hati yang sakit
mengingat semua kenangan indah saat hidup bebas.
Saudaraku… Kita barangkali tidak
dapat mengerti mengapa kita harus menanggung kesengsaraan tahun demi tahun.
Cobaan seakan-akan tidak akan pernah berakhir dan tidak ada tujuannya.
Hari-hari yang kita jalani tampaknya berlalu dengan sia-sia. Kita merasa
seakan-akan tidak melakukan sesuatu hal yang berarti.
Akan tetapi saudaraku, Allah tidak
pernah mengerjakan sesuatu yang sia- sia—kita sedang dimurnikan. Dia
menempatkan kita ke dalam tungku pencobaan supaya kita memperoleh kesabaran,
ketaatan, kerendahan hati, belas kasih, dan juga keunggulan lain yang belum
kita miliki.
Jadi, janganlah takut dan jangan
menggerutu. Pencobaan saya dan saudara saat ini, betapa pun pedihnya, sudah disaring
melalui hikmat dan kasih Allah.
Ingatlah Allah, Sang Pemurni sedang duduk
di samping tungku, menjaga nyala api, mengamati prosesnya, menunggu dengan
sabar sampai wajah-Nya terpantul di permukaan hidup kita, sampai hidup kita
memancarkan kasih dan kemuliaanNya.
Kekasih – kekasih Tuhan, dari
perenungan ini saya mau menekankan 2 hal ini bagi kita :
1.
Bagi saudara yang adalah tahanan :
betatapun keadaan di tempat ini sulit, tetaplah memiliki harapan yang baik, karena
harapan yang baik akan mendorong kita untuk bertahan sampai pada akhirnya.
Saudara keluar dengan keberuntungan : Hidup saudara telah dimurnikan Tuhan dan
saudara menjadi berkat untuk kami yang di luar tahanan. Dalam menjalani masa
sulit ini, bersandarlah pada Tuhan. Entahkah ujung jalan hamper ditemui ataukah
masih jauh, Tuhan akan setia menuntun saudara.
Tuhan menjadi tempat pengungsianmu. Tuhan mengenal orang – orang yang berlindung
padaNya.
2.
Bagi kita yang bukan tahanan :
Didiklah diri sendiri untuk selalu memberi tanggapan / reaksi positif dan
menghindarkan diri dari mengecam para tahanan. Jangan pernah bilang “surasaaaa
atau mampoooosssss !!! …. pada mereka.Belajarlah untuk lihat cermin dulu
sebelum member tanggapan / reaksi.
Mari dukung dan berjuang bersama mereka agar ada pertobatan,
ada keadilan dan kebenaran yang nyata. Karena mereka juga adalah sesame kita,
sebelah badan kita (Aok Bian – Dalek Esa – Satu perut).