Sabtu, 24 Oktober 2015

Adele Emotional Cry 'Someone like you' Live at the Royal Albert Hall



 

Someone Like You
I heard
That you're settled down
That you found a girl
And you're married now
I heard
That your dreams came true
Guess she gave you things
I didn't give to you

Old friend
Why are you so shy
It ain't like you to hold back
Or hide from the light

I hate to turn up out of the blue
Uninvited
But I couldn't stay away
I couldn't fight it
I'd hoped you'd see my face
And that you'd be reminded
That for me
It isn't over

Never mind I'll find
Someone like you
I wish nothing but the best for you
Too.. Don't forget me
I beg
I remember you said
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Yeah

You'd know
How the time flies
Only yesterday
Was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days

BRIDGE

CHORUS

Nothing compares
No worries, or cares
Regrets and mistakes
They're memories made
Who would have known.. How..
Bittersweet
This would taste

CHORUS (2x)


Sabtu, 15 Agustus 2015

Saat Menjalani Ujian adalah Saat Kita Dimurnikan Tuhan ( Mazmur 66 : 1 – 12 )



Nats Pembimbing  : Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak (Mazmur 66:10)

Orang beragama & orang atheis, orang tahanan dan orang bebas, dia yang terkenal baik dan saya yang terkenal jahat, punya harapan yang sama. Setiap orang berharap agar dirinya baik – baik saja, hidupnya terhindar  dari berbagai tantangan dan  kesulitan.  Mau bukti ?
1.     Pendeta yang biasanya dapat cap “orang baik”  tiap hari menjalankan pelayanan  sambil berharap dirinya sehat, punya cukup uang dan bahagia bersama keluarga.
2.     Apakah ada orang yang jalankan rencana perampokan sambil berharap… semoga kali ini beta gagal merampok? Apakah ada seorang  pencuri yang bongkar orang pung rumah malam – malam sambil berharap “semoga kali ini beta ditangkap”? ada ko? Tidak ada…
Semua orang, yang buat baik ataupun yang buat jahat punya harapan yang sama, dirinya baik – baik saja, sehat – aman, bahagia dst. Setuju??? … Terima kasih
Manusia adalah mahluk yang suka menilai dan cepat memberi respon terhadap perilaku sesame yang dipandang jahat.
Contoh : kalau  ada teman  yang suka bacari hal, kita akan nilai dia sebagai “orang jahat” dan kita akan berusaha untuk menghindari dia. Kalau suatu ketika dia mendapat ganjaran karena perbuatan jahatnya, kita bilang apa? Apakah kita bilang “ee kasian dia ee” atau kita bilang “surasa…mampooooosss!!!!”. Lebih banyak yang mana? Antara “ee kasian dia dan surasa .. mampos” mana yang lebih sering kita ucapkan??? Silahkan jawab sendiri.  
Reaksi seseorang terhadap kesulitan yang sedang ia hadapi, (terlepas dari penyebab kesulitan itu, apakah dirinya sendiri atau orang lain sebagai penyebab),  sangat dipengaruhi oleh tanggapan / reaksi orang – orang di sekitarnya.
Jika orang – orang di sekitar dia memberi reaksi positif : menguatkan dan mendukung dia agar tabah dan kuat menjalani kesulitan itu, maka seiring dengan berjalannya waktu dia akan menjadi sadar bahwa dia terbatas, dia manusia biasa yang punya salah tetapi mau berubah menjadi baik.
Tetapi jika orang – orang di sekitarnya memberi reaksi negative : mengecam dan mengucilkan dia  maka seiring dengan berjalannya waktu dia akan berusaha membangun mekanisme pertahanan diri agar orang lain menganggap dia benar dan juga kan sangat membenci dan menolak kesulitan yang sedang dihadapinya. Dia menjadi pendendam. Menjalani masa sulit sambil merencanakan pembalasan dendam… Lu tunggu eee… beta keluar dari sini lu abis…begini – begini beta su pernah hidup di Rutan ni…
Saudaraku bagaimana pandangan kristen tentang kesulitan dan tantangan hidup yang kita alami, baik itu kesulitan akibat perbuatan kita sendiri maupun  kesulitan karena perbuatan orang lain maupun system???
Pembacaan Alkitab tadi adalah mazmur yang berisi nyanyian syukur Israel karena Allah telah menolong mereka dari berbagai kesulitan hidup.  Mereka menjalani hidup yang sulit :
1.     Dikejar musuh tetapi Allah membuka jalan yang tak mungkin menurut manusia (membelah laut teberau menjadi jalan untuk umat menyelamatkan diri dan membuka jalan di tengah sungai Yordan sehingga umat di bawah pimpinan Yosua bisa menyeberang) _ Ay.6
2.     Mengalami tekanan dan ancaman dari bangsa lain yang menjadi musuh tetapi Allah membuat mereka menang dalam berbagai peperangan. _Ay.7
3.     Allah mempertahankan jiwa mereka di dalam hidup dan tidak membiarkan kaki mereka goyah_Ay.9
Umat Israel meyaksikan bahwa setiap keadaan itu membuat mereka menjadi sama seperti orang yang sedang terjerat dalam jaring di bawah air sambil mengikat beban di pinggang sehingga tak berdaya untuk bisa melepaskan diri.  Sementara Mereka mau melepaskan diri, ada orang yang jalan di atas kepala mereka sehingga tak mereka tak berdaya. Tetapi Allah melepaskan mereka karena itu mereka mengajak semua orang untuk menyanyikan kuasa kebesaran dan kasih setia Allah yang melepaskan dan membebaskan itu. Yang menarik di sini adalah umat Israel memahami bahwa setiap kesulitan itu mereka alami karena Tuhan sedang memurnikan mereka, seperti orang yang memurnikan perak.
Seperti perak dimurnikan dengan api, hidup kita pun seringkali dimurnikan oleh Tuhan dalam tungku kesulitan dan tantangan yang membuat kita menderita jiwa dan raga.. Dalam kesedihannya pemazmur berkata, “Kami telah menempuh api” (Mazmur 66:12).
Proses pemurnian memang dapat sangat menyakitkan, tetapi tidak akan menghancurkan. Allah, Sang Pemurni duduk di dekat tungku untuk menjaga nyala api. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai melebihi kemampuan kita; ketika saya  sakit parah, ketika saudara berada dalam tahanan, ketika saudara mengalami masalah RT, percayalah Allah tidak jauh, Allah ada bersama dan di dekat kita. Allah  sudah memperhitungkan semua hal ini kita alami demi kebaikan kita.
Mungkin ada yang bilang : iya pdt omong begitu karena sonde rasa beratnya hidup di tahanan na… saya memang tak merasakannya secara langsung tapi saya bisa membayangkan  : betapa tak enaknya berpisah dgn keluarga dan jauh dari rumah, betapa meresahkan saat menunggu waktu sidang dalam ketidak-pastian,  dan hati yang sakit mengingat semua kenangan indah saat hidup bebas.
Saudaraku… Kita barangkali tidak dapat mengerti mengapa kita harus menanggung kesengsaraan tahun demi tahun. Cobaan seakan-akan tidak akan pernah berakhir dan tidak ada tujuannya. Hari-hari yang kita jalani tampaknya berlalu dengan sia-sia. Kita merasa seakan-akan tidak melakukan sesuatu hal yang berarti.
Akan tetapi saudaraku, Allah tidak pernah mengerjakan sesuatu yang sia- sia—kita sedang dimurnikan. Dia menempatkan kita ke dalam tungku pencobaan supaya kita memperoleh kesabaran, ketaatan, kerendahan hati, belas kasih, dan juga keunggulan lain yang belum kita miliki.
Jadi, janganlah takut dan jangan menggerutu. Pencobaan saya dan saudara  saat ini, betapa pun pedihnya, sudah disaring melalui hikmat dan kasih Allah.
Ingatlah Allah, Sang Pemurni sedang duduk di samping tungku, menjaga nyala api, mengamati prosesnya, menunggu dengan sabar sampai wajah-Nya terpantul di permukaan hidup kita, sampai hidup kita memancarkan kasih dan kemuliaanNya. 
Kekasih – kekasih Tuhan, dari perenungan ini saya mau menekankan 2 hal ini bagi kita :
1.     Bagi saudara yang adalah tahanan : betatapun keadaan di tempat ini sulit, tetaplah memiliki harapan yang baik, karena harapan yang baik akan mendorong kita untuk bertahan sampai pada akhirnya. Saudara keluar dengan keberuntungan : Hidup saudara telah dimurnikan Tuhan dan saudara menjadi berkat untuk kami yang di luar tahanan. Dalam menjalani masa sulit ini, bersandarlah pada Tuhan. Entahkah ujung jalan hampir ditemui ataukah masih jauh, Tuhan akan setia menuntun saudara.
Tuhan menjadi tempat pengungsianmu.  Tuhan mengenal orang – orang yang berlindung padaNya.  
2.     Bagi kita yang bukan tahanan : Didiklah diri sendiri untuk selalu memberi tanggapan / reaksi positif dan menghindarkan diri dari mengecam para tahanan. Jangan pernah bilang “surasaaaa atau mampoooosssss !!! …. pada mereka.Belajarlah untuk lihat cermin dulu sebelum memberi tanggapan / reaksi. 
Mari dukung dan berjuang bersama mereka agar ada pertobatan, ada keadilan dan kebenaran yang nyata. Karena mereka juga adalah sesame kita, sebelah badan kita (Aok Bian – Dalek Esa – Satu perut).






Minggu, 02 Agustus 2015

Tuhan Itu Penopang dan Penegak Bagi Semua Orang Yang Jatuh & Tertunduk (Mazmur 145 : 8 -21)



Tuhan Itu Penopang dan Penegak Bagi Semua Orang Yang Jatuh & Tertunduk
(Mazmur 145 : 8 -21)
Setiap orang  pasti pernah mengalami kejatuhan.  Baik jatuh secara fisik maupun jatuh dalam arti kiasan.
Tidak ada orang yang dengan sadar mau membuat dirinya jatuh… Kalau buat orang lain jatuh…tentu ada banyak orang yang mau dan bisa. Meskipun kita biasa rancang cara untuk menjatuhkan orang lain, tapi kita sendiri tidak mau dijatuhkan, apapun alasannya… betul atau tidak? 
Saat kita terjatuh, entahkah karena kesalahan sendiri ataukah karena kesalahan orang lain kita akan merasa terluka, sakit dan malu
Dan bukan hanya itu, kita juga tidak suka orang lain tahu atau lihat atau bicarakan tentang kondisi kejatuhan kita. Contoh paling sederhana : Kalau kita terantuk dan jatuh, yang pertama kita buat apa? Apakah  periksa  kaki dan seluruh tubuh ataukah lihat ke sekeliling untuk memastikan adakah orang di sekitar kita yang melihat kita jatuh? Kalau mau jujur, saya kira kebanyakan dari  kita akan cepat – cepat lihat keliling untuk memastikan tidak ada orang yang lihat kita, sambil bangun baru periksa ada luka / lecet atau tidak… Kalau pun ada orang yang lihat kita dan bertanya, kenapa jatuh? Luka ko? Bisa jalan ko? Kita akan cepat2 jawab : ia jatuh ni… tapi sonde apa2… beta bisa jalan …biar ada tahan sakit ju kita akan jalan trus…   
Pernah mengalami dan buat seperti itu? SAYA PERNAH.

Saudaraku… Mengapa demikian?  Kita seringkali  menyangkali rasa sakit yang diakibatkan karena kessjatuhan kita (fisik maupun non fisik), baik karena kesalahan sendiri ataupun karena rancangan orang lain… sikap menyangkali rasa sakit akibat kejatuhan kita itu didorong terutama karena rasa malu pada orang lain / rasa malu pada sesama. 
Kita mempertimbangkan apa pandangan dan penilaian sesame terhadap keadaan jatuh / kejatuhan kita. Sedangkan  Apa pandangan dan penilaian Tuhan terhadap keadaan kita baru kita pikirkan nanti setelah ada waktu untuk merenung.  Dan biasanya pandangan dan penilaian sesame terhadap kejatuhan kita lah yang paling membuat kita terpuruk dalam kejatuhan itu.
Bagaimana penilaian dan tanggapan orang terhadap kejatuhan yang kita alami?  Saya kira saya pernah berkhotbah tentang hal ini pada tgl 5 Januari 2014 yang lalu di sini (intinya saat kita jatuh, sesame menanggapi : Surasa…mampos / ee kasian dia ee).

Saudaraku…  Saat ini berdasarkan pembacaan Alkitab kita tadi, saya ingin mengajak kita untuk merenungkan : Bagaimana tanggapan  dan sikap Tuhan  terhadap kejatuhan yang kita alami, baik karena kesalahan sendiri maupun karena kesalahan orang lain? 
Ada beberapa hal penting yang dapat kita reflesikan dari bagian Mazmur 145 yang kita baca ini :

1.       Ketika kita terjatuh dalam berbagai bentuk masalah, seringkali oleh karena rasa malu dan berbagai alasan lain, saudara,  keluarga, orangtua, sahabat  kita bisa membenci kita. Kasih sayang  yang dulu pernah mereka berikan pada kita lenyap tak berbekas. Hal ini bisa membuat kita semakin terpuruk. Kita merasa sendiri, diabaikan, merasa kotor dan hina, kita merasa dunia akan berakhir. Kita merasa terbuang, kita merasa tanpa daya hidup. Akhirnya banyak orang yang terjatuh menjadi putus asa. Salah satu lagu pop yang menceritakan keadaan ini sebagian syairnya bilang ... "Aku terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi... aku tenggelam dalam lautan luka dalam. Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu BUTIRAN DEBU.... " 
      Apakah Tuhan berkenan akan tanggapan diri kita seperti ini atas kejatuhan yang kita alami? TIDAK saudaraku. Ayat 8 – 9 Mazmur 145 ini menyatakan : … saat kita terjatuh, Tuhan bukan sedang membuang kita. Tuhan tetap mengasihi dan menyayangi kita.
Ketika kita berulang kali membuat Tuhan kecewa karna perbuatan kita yang  jahat, Tuhan tetap panjang sabar. Kasih setia keluarga dan sahabat kita terbatas tetapi kasih setia Tuhan itu berlimpah.
Ketika kita terjatuh kita merasa sesamA kita bersikap buruk pada kita oleh karena penilaian yang mereka buat, tidak apa –apa… Ingatlah saudara bahwa Tuhan akan tetap menyatakan kebaikannya kepada kita. Tuhan itu baik kepada semua orang dan penuh Rahmat terhadap segala yang dijadikanNya.
2.       Saat kita terjatuh pasti kita akan merasa malu. Bukan hanya saudara – saudara tahanan yang malu, tapi keluarga, sahabat  kita yang menantikan kita di luar sana juga merasa malu. Apalagi berhadapan dengan komunitas masyarakat tempat kita hidup dan berkarya. Jujur saja bahwa kita pernah merasa malu karena kejatuhan kita atau saudara kita. 
      Nah… terhadap keadaan ini, Terkadang kita tak berdaya untuk bangun lagi dan melanjutkan hidup.  Orang yang tanpa pengharapan akan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Orang yang punya pengharapan membutuhkan dukungan agar bisa bangkit lagi dari kejatuhannya. 
      Saudaraku ayat 14 Mazmur 145 ini memberikan jaminan yang luar biasa kepada kita bahwa Tuhan akan menopang  semua orang yang  jatuh dan akan menegakkan / mendirikan kembali semua orang yang tertunduk malu dan tak berdaya karena kejatuhannya atau kejatuhan orang yang kita kasihi.  Terkadang Tuhan bertindak sendiri untuk menopang dan membuat kita tegak, dan terkadang Tuhan memakai orang lain untuk maksud itu. Kalau begitu, saudara dan saya, para tahanan dan keluarga, para sahabat, kita mesti juga membuka diri untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan yang akan menopang dan menegakkan sesama kita yang terjatuh.   Kalau begitu, persekutuan jemaat paulus RUTAN, bahkan seluruh RUTAN dan juga persekutuan keluarga kita di luar sana mestinya menjadi Persekutuan yang saling menopang dan menegakkan. Bersediakah kita?
3.      Biasanya kejatuhan kita mengakibatkan muncul masalah baru, bisa jadi masalah berlapis…  Ketika saudara sebagai kepala keluarga, sebagai tulang punggung keluarga ada di tempat ini, masalah  yang akan muncul misalnya soal ekonomi & penghidupan keluarga… Sementara saya di RUTAN, anak istri, saudara, orangtua saya di luar sana dapat makan dari mana? Kalau mereka sakit, siapa yang lihat? Dst… Bukankah pemikiran tentang hal ini biasanya menguras banyak energy dan air mata?
Saudaraku… janganlah kuatir…. Tuhan ada dan melihat ketika tempat beras saudara di rumah kosong. Tuhan ada dan mendengar  ketika anak saudara meminta uang untuk keperluan sekolahnya. Tuhan ada dan akan menggendong kita ketika kita tak berdaya karena sakit. Jaminan yang luar biasa dalam ayat  15 – 16,  Tuhan memberi makanan pada waktunya  kepada setiap orang yang memandang kepada Tuhan dan menantikan pertolonganNya. Tuhan membuat segala yang hidup menjadi kenyang. Kalau begitu, janganlah kita kuatir. Lebih baik kita memandang kepada Tuhan dan berusaha dengan giat sambil menantikan pertolonganNya.


4.       Saudaraku, dalam proses peradilan di dunia kita segala kemungkinan bisa terjadi, adil maupun tak adil, yang salah bisa benar-yang benar bisa salah. Hal ini membuat banyak orang menjalani proses peradilan dengan  pesimis ataupun membela diri secara membabi buta.  Kebenaran bisa diputar balikkan. Saudaraku… ay.17 Mazmur ini mengingatkan bahwa Tuhan akan bertindak adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya. Jika Tuhan mengijinkan kita ada di tempat ini, Ia mau supaya kita bertindak lurus dan memperjuangkan keadilan.  Bersedia menerima ganjaran karna kesalahan kita & berjuang menyatakan kebenaran karena kita benar. Karena kalau kita menghindari ganjaran meski salah, mungkin saat ini kita bisa bebas, tetapi akan ada saat di mana kita sendiri akan membayar hutang ganjaran itu.
 
Saudaraku… kita yang terjatuh ini sangat berharap akan  tiba masanya kita bangkit dan menikmati kehidupan yang bebas. Ini sangat bergantung pada anugerah Allah. Jangan pernah menyerah karena kita tidak pernah tahu, apa yang Tuhan inginkan jadi dalam hidup kita 1 menit ke depan. Tetaplah berharap, tetaplah berdoa… Ketika saudara  merasa Tuhan jauh,  ingatlah bahwa Tuhan hanya sejauh doa kita. Ay 18 – 19 mengatakan :  Tuhan dekat  pada setiap orang yang berseru kepadaNya dengan setia. Tuhan mengabulkan kehendak / kemauan setiap orang  yang takut akan Tuhan dan Tuhan mendengar teriakan minta tolong mereka dan membuat mereka selamat.
SAYA AJAK KITA DENGAR PUJIAN INI “TUHAN ADA & MELIHAT” sebelum bagian terakhir khotbah ini saya sampaikan.

Saudaraku... Tuhan Ada dan Melihat setiap keadaan kita. Tuhan ada dan mendengar setiap pergumulan dan doa kita. Tuhan ada dan bersedia menghapus setiap airmata kita. Tuhan ada dan menunggu setiap bentuk penyesalan kita. Tuhan ada dan bersedia membangkitkan kembali ketika kita terjatuh. Kita bukan lagi butiran debu. Kita adalah buatan tangan Tuhan yang diciptakan kembali melalui setiap kejatuhan kita untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Tuhan persiapkan sebelumnya. Tuhan ada dan menguatkan kita untuk melangkah kembali dalam jalanNya.  Amin.

Selasa, 09 Juni 2015

Menjalani Hidup Sebagai Anak – Anak Allah Dengan Dipimpin oleh Roh allah (Roma 8 : 9 – 17) - Khotbah Kebaktian Minggu di RUTAN Klas IIB Kupang


Setiap orang yang sadar akan kesalahannya di masa lalu dan memutuskan untuk bertobat, tentu pernah bertanya, paling kurang pada dirinya sendiri : Apakah hidup saya yang lama, yang penuh dengan cela dan noda dosa akan dihukum?
Kemudian setelah menjalani hidup yang baru, tentu godaan untuk kembali melakukan dosa yang lama selalu muncul… Pertanyaannya adalah “Apakah Allah membiarkan saya sendiri dalam perjuangan  saya melawan keinginan daging? Apakah Allah membiarkan saya sendiri berjuang melawan keinginan untuk kembali melakukan cara hidup yang lama?

Ada 3 hal mendasar dalam perikop pertama Roma pasal 8 ini, yaitu :
1.   Orang yang percaya kepada Yesus dimerdekakan / dibebaskan dari penghukuman akibat melanggar Hukum Taurat. Jika Hukum Taurat berlaku seperti pada zaman Perjanjian Lama, tidak ada seorang pun manusia yang  dapat dibenarkan  karena manusia  tidak sanggup menaatinya (ay.3). Jadi Allah mengutus AnakNya, Yesus untuk menggenapi tuntutan Hukum Taurat dengan sempurna (ay.4) untuk kemudian menggantikan kita sebagai persembahan yang sempurna bagi pengampunan dosa (ay.3).
2.     Setelah mengaku percaya kepada Yesus, godaan untuk melakukan cara hidup sebagai “manusia lama”  tetap akan semakin besar  dalam diri orang percaya. Godaan untuk melakukan dosa masa lalu terus datang dan keinginan untuk melakukannya begitu kuat dalam diri kita. Misalnya : Sementara menjalani proses peradilan, saya sadar bahwa semua yang  saya alami oleh karena kesalahan saya sendiri. Saya merasa bersalah. Saya memutuskan untuk bertobat. Tidak buat lagi. Hidup baru sudah. Saya buat komitmen, buat janji pada Tuhan dan diri sendiri untuk tak mau hidup seperti dulu lagi. Soalnya adalah setelah komitmen, setelah janji saya nyatakan… apakah iblis menyerah? Apakah iblis tinggal diam? Tidak saudaraku… Iblis terus bergerilya… dia bergerak dengan cara yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, yang langsung dipahami bahwa ini kerja iblis untuk menjatuhkan kita lagi dan juga dengan cara yang halus, tersembunyi sehingga jika kita tidak teliti baik – baik dan ikut saja maka kita akan jatuh. Kita semua tentu pernah mengalami ini. Sudah janji dengan Tuhan untuk mau berubah tetapi perubahan itu sesaat saja. Bukankah berulang kali kita jatuh dalam hal melakukan dosa yang sama. Pertanyaan kita tadi adalah : Dimanakah Tuhan saat kita bergumul melanjutkan hidup dengan mau menjaga komitmen? Apakah Tuhan tinggalkan kita sendiri dalam perjuangan untuk hidup baru dan meninggalkan semua cara hidup lama yang penuh cela dan noda dosa?   Pembacaan kita menyatakan bahwa Allah telah mengaruniakan sebuah pemberian penuh kuasa kepada orang percaya, yaitu Roh yang tinggal di dalam kita dan yang memampukan kita melakukan kehendak Allah. Allah telah mengaruniakan Roh KudusNya kepada kita agar kita mampu untuk melakukan kehendaknya dan menjauhi laranganNya. Melakukan yang baik & menjauhi yang jahat. “Amar ma’ruf nahi mumkar”
Soalnya sekarang adalah apakah kita peka mendengar suara Roh Tuhan dalam diri kita? Apakah kita mau taat pada tuntunan Suara Roh Tuhan? Dalam hati, pikiran dan jiwa kita Allah terus berbicara dan menuntun… Tetapi banyak kali kita mengabaikan suara Allah yang datang pada kita.  Misalnya : Saat mau ambil barang orang : Suara Tuhan bilang : Jangan ambil, itu orang pung, kalo lu ambil, lu akan kena tangkap & dapat  hukuman. Lalu suara …. Bilang “wei kawan ambil su… ini kesampatan langka ni, kapan lai…. Ambil hati2 supaya lu jang kana tangkap… itu sonde ada orang tu…. Suara Tuhan : Jangan nanti lu kena… tapi keputusan saya buat : ambil cepat2 & sembunyi… akibatnya saya jatuh dalam dosa yang sama : MENCURI. Saya yakin kita semua bergumul dengan keputusan ini : mengikuti Tuntunan Roh Tuhan atau mengikuti bujukan iblis.

Saudaraku… Percaya kepada Yesus membuat kita Menjadi anak – anak Allah. Dan Allah mengaruniakan Roh KudusNya kepada setiap anak – anakNya agar kita kuat, mampu melakukan kehendakNya dan Menjauhi laranganNya (ay.9).
Oleh karena kesalahan kita, kita memang akan menjalani hukuman fisik, tubuh kita bisa sakit dan mati, tetapi Roh Kudus akan memberikan kekuatan agar kita bertahan. Dan Allah akan membangkitkan kita kelak (ay.10-11)
Saudaraku yang  mesti kita ingat adalah Roh Kudus memimpin kita untuk mematikan perbuatan – perbuatan tubuh yang berdosa (ay.13-14). Roh Kudus akan memimpin pikiran dan hati kita untuk memberi pertanggungjawaban yang benar saat di pengadilan. Jika benar kita lakukan kita mengaku. Roh Kudus akan memberanikan kita untuk mengakui apa yang menjadi kesalahan kita dan juga menolak dakwaan yang datang pada kita jika kita tak pernah melakukannya. Roh Kudus akan menuntun, kalau bgitu mari berdoa, tinggal tenang dan dengarkan suara Roh Tuhan yang berbicara dalam hati dan pikiran kita supaya kita dapat mangambil jalan yang tepat untuk melanjutkan hidup dengan melakukan kehendak Tuhan.
3.    Saat kita jatuh dalam persoalan hidup, entahkah karena kesalahan kita sendiri, entahkah karena kesalahan orang lain, tentu kita mengalami banyak orang termasuk keluarga kita (Orangtua, saudara dll) tidak mau mengakui kita sebagai anak / saudaranya. Betapapun kita sudah sampai pada tahapan pertobatan. Asal orang tau bahwa kita pernah jadi tahanan, entah kita salah ataupun kita benar… percayalah tidak akan ada banyak orang yang mau mengaku bahwa kita anaknya, saudaranya atau keluarganya… Tidak apa- apa saudaraku… Yang penting disini adalah saudara dan saya mau menjaga komitmen untuk hidup bagi Yesus dan melakukan kehendak Allah, bahkan di tempat yang paling gelap seperti dalam ruang isolasi sekalipun ataupun saat kita hidup bebas di luar sana. Mengapa? Karena bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus, kita diangkat menjadi anak – anak Allah. Sementara sesame orang berdosa yang lain enggan mengakui kita sebagai saudara, anak atau keluarganya… Allah yang MahaSuci justru mengakui kita sebagai anak – anak kepunyaanNya yang berharga mahal (ay.15-16). Yang telah ditebus dari hukuman dosa dan maut dengan darah yang mahal. Oleh Roh Tuhan, kita dapat memanggil Allah sebagai Abba, Bapa. Dan kita dapat menikmati hubungan yang paling dekat dengan Allah.

Saudaraku… Karena kita adalah anak maka kita adalah ahli  waris sehingga berhak atas warisan orangtua kita apapun itu bentuknya.  Di sini kita diingatkan bahwa kita adalah anak – anak Allah, kita panggil Allah sebagai Bapa kita, karena itu kita adalah ahli waris  Allah. Kita mendapat bagian untuk menikmati warisan itu bersama dengan Yesus, Anak Allah, sebagai yang Sulung dari antara kita (ay.29b). namun warisan itu tidak dibagi rata 50 - 50. Kita ditetapkan menjadi “sesame ahli waris” berarti seluruh milik Kristus adalah milik kita juga seluruhnya, 100 – 100.  Bagian kita di dalam warisan Kerajaan Allah itu sama dengan bagian Kristus. Bagi Yesus, warisanNya adalah Mahkota melalui Salib; Bagi kita warisan itu berupa kemuliaan melalui pederitaan kita saat ini. Warisan itu kita dapatkan ketika kita bersedia menderita demi mentaati kehendak Allah (Ay.17)
Saudaraku… bukankah ini jaminan yang luar biasa. Disaat orang terdekat kita rasanya mau hapus kita dari daftar riwayat hidup & keluarga : Allah justru mengangkat kita menjadi anak –anaknya yang masuk dalam daftar penerima warisan hidup kekal, kehidupan bersama Yesus.  Nats pembimbing kita tadi  Roma 8 : 38 – 39 mengatakan : Rasul Paulus yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat maupun pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan ada nanti, baik penguasa atas maupun penguasa bawah, mahluk lain atau apapun itu… tidak akan ada yang dapat yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.

Di sini Rasul Paulus menjawab 2 pertanyaan besar kita tadi : Apakah hidup saya yang lama akan dihukum? Apakah Alah membiarkan saya tanpa pertolongan dalam pertempuran saya melawan daging? Jawabannya TIDAK. Karena apa yang telah dilakukan Yesus, kita yang percaya tidak lagi dihukum  karena dosa kita yang lama. Dan karena Allah telah mengaruniakan Roh KudusNya, maka kita mendapat pertolongan dalam perjuangan / pertempuran kita melawan keinginan daging.
Tetapi ada hal yang penting di sini jangan pernah meremehkan anugerah ini dengan bilang,,, buat dosa sa… ini kali sa ju… tenang sa Tuhan pasti  ampuni,,, ko masih ada waktu sa ju…  Jangan pernah demikian… karena kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada hidup kita 1 detik ke depan.



Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate