Selasa, 29 Desember 2015
Minggu, 25 Oktober 2015
Sabtu, 24 Oktober 2015
Adele Emotional Cry 'Someone like you' Live at the Royal Albert Hall
Someone Like You
I heard
That you're settled down
That you found a girl
And you're married now
I heard
That your dreams came true
Guess she gave you things
I didn't give to you
Old friend
Why are you so shy
It ain't like you to hold back
Or hide from the light
I hate to turn up out of the blue
Uninvited
But I couldn't stay away
I couldn't fight it
I'd hoped you'd see my face
And that you'd be reminded
That for me
It isn't over
Never mind I'll find
Someone like you
I wish nothing but the best for you
Too.. Don't forget me
I beg
I remember you said
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Yeah
You'd know
How the time flies
Only yesterday
Was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days
BRIDGE
CHORUS
Nothing compares
No worries, or cares
Regrets and mistakes
They're memories made
Who would have known.. How..
Bittersweet
This would taste
CHORUS (2x)
That you're settled down
That you found a girl
And you're married now
I heard
That your dreams came true
Guess she gave you things
I didn't give to you
Old friend
Why are you so shy
It ain't like you to hold back
Or hide from the light
I hate to turn up out of the blue
Uninvited
But I couldn't stay away
I couldn't fight it
I'd hoped you'd see my face
And that you'd be reminded
That for me
It isn't over
Never mind I'll find
Someone like you
I wish nothing but the best for you
Too.. Don't forget me
I beg
I remember you said
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Sometimes it lasts in love
But sometimes it hurts instead
Yeah
You'd know
How the time flies
Only yesterday
Was the time of our lives
We were born and raised
In a summer haze
Bound by the surprise
Of our glory days
BRIDGE
CHORUS
Nothing compares
No worries, or cares
Regrets and mistakes
They're memories made
Who would have known.. How..
Bittersweet
This would taste
CHORUS (2x)
Minggu, 23 Agustus 2015
Sabtu, 15 Agustus 2015
Saat Menjalani Ujian adalah Saat Kita Dimurnikan Tuhan ( Mazmur 66 : 1 – 12 )
Nats Pembimbing : Engkau
telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan
perak (Mazmur 66:10)
Orang beragama & orang atheis,
orang tahanan dan orang bebas, dia yang terkenal baik dan saya yang terkenal
jahat, punya harapan yang sama. Setiap orang berharap agar dirinya baik – baik
saja, hidupnya terhindar dari berbagai
tantangan dan kesulitan. Mau bukti ?
1.
Pendeta yang biasanya dapat cap
“orang baik” tiap hari menjalankan
pelayanan sambil berharap dirinya sehat,
punya cukup uang dan bahagia bersama keluarga.
2.
Apakah ada orang yang jalankan
rencana perampokan sambil berharap… semoga kali ini beta gagal merampok? Apakah
ada seorang pencuri yang bongkar orang
pung rumah malam – malam sambil berharap “semoga kali ini beta ditangkap”? ada
ko? Tidak ada…
Semua orang, yang buat baik ataupun
yang buat jahat punya harapan yang sama, dirinya baik – baik saja, sehat –
aman, bahagia dst. Setuju??? … Terima kasih
Manusia adalah mahluk yang suka
menilai dan cepat memberi respon terhadap perilaku sesame yang dipandang jahat.
Contoh : kalau ada teman
yang suka bacari hal, kita akan nilai dia sebagai “orang jahat” dan kita
akan berusaha untuk menghindari dia. Kalau suatu ketika dia mendapat ganjaran
karena perbuatan jahatnya, kita bilang apa? Apakah kita bilang “ee kasian dia
ee” atau kita bilang “surasa…mampooooosss!!!!”. Lebih banyak yang mana? Antara
“ee kasian dia dan surasa .. mampos” mana yang lebih sering kita ucapkan??? Silahkan
jawab sendiri.
Reaksi seseorang terhadap kesulitan
yang sedang ia hadapi, (terlepas dari penyebab kesulitan itu, apakah dirinya
sendiri atau orang lain sebagai penyebab),
sangat dipengaruhi oleh tanggapan / reaksi orang – orang di sekitarnya.
Jika orang – orang di sekitar dia
memberi reaksi positif : menguatkan dan mendukung dia agar tabah dan kuat
menjalani kesulitan itu, maka seiring dengan berjalannya waktu dia akan menjadi
sadar bahwa dia terbatas, dia manusia biasa yang punya salah tetapi mau berubah
menjadi baik.
Tetapi jika orang – orang di
sekitarnya memberi reaksi negative : mengecam dan mengucilkan dia maka seiring dengan berjalannya waktu dia
akan berusaha membangun mekanisme pertahanan diri agar orang lain menganggap
dia benar dan juga kan sangat membenci dan menolak kesulitan yang sedang
dihadapinya. Dia menjadi pendendam. Menjalani masa sulit sambil merencanakan
pembalasan dendam… Lu tunggu eee… beta keluar dari sini lu abis…begini – begini
beta su pernah hidup di Rutan ni…
Saudaraku bagaimana pandangan kristen
tentang kesulitan dan tantangan hidup yang kita alami, baik itu kesulitan
akibat perbuatan kita sendiri maupun
kesulitan karena perbuatan orang lain maupun system???
Pembacaan Alkitab tadi adalah mazmur
yang berisi nyanyian syukur Israel karena Allah telah menolong mereka dari
berbagai kesulitan hidup. Mereka
menjalani hidup yang sulit :
1.
Dikejar musuh tetapi Allah membuka
jalan yang tak mungkin menurut manusia (membelah laut teberau menjadi jalan
untuk umat menyelamatkan diri dan membuka jalan di tengah sungai Yordan
sehingga umat di bawah pimpinan Yosua bisa menyeberang) _ Ay.6
2.
Mengalami tekanan dan ancaman dari
bangsa lain yang menjadi musuh tetapi Allah membuat mereka menang dalam
berbagai peperangan. _Ay.7
3.
Allah mempertahankan jiwa mereka di
dalam hidup dan tidak membiarkan kaki mereka goyah_Ay.9
Umat Israel meyaksikan bahwa setiap
keadaan itu membuat mereka menjadi sama seperti orang yang sedang terjerat dalam
jaring di bawah air sambil mengikat beban di pinggang sehingga tak berdaya
untuk bisa melepaskan diri. Sementara Mereka
mau melepaskan diri, ada orang yang jalan di atas kepala mereka sehingga tak
mereka tak berdaya. Tetapi Allah melepaskan mereka karena itu mereka mengajak
semua orang untuk menyanyikan kuasa kebesaran dan kasih setia Allah yang
melepaskan dan membebaskan itu. Yang menarik di sini adalah umat Israel
memahami bahwa setiap kesulitan itu mereka alami karena Tuhan sedang memurnikan
mereka, seperti orang yang memurnikan perak.
Seperti perak dimurnikan dengan api,
hidup kita pun seringkali dimurnikan oleh Tuhan dalam tungku kesulitan dan
tantangan yang membuat kita menderita jiwa dan raga.. Dalam kesedihannya
pemazmur berkata, “Kami telah menempuh api” (Mazmur 66:12).
Proses pemurnian memang dapat sangat
menyakitkan, tetapi tidak akan menghancurkan. Allah, Sang Pemurni duduk di
dekat tungku untuk menjaga nyala api. Dia tidak akan membiarkan kita dicobai
melebihi kemampuan kita; ketika saya
sakit parah, ketika saudara berada dalam tahanan, ketika saudara
mengalami masalah RT, percayalah Allah tidak jauh, Allah ada bersama dan di
dekat kita. Allah sudah memperhitungkan
semua hal ini kita alami demi kebaikan kita.
Mungkin ada yang bilang : iya pdt
omong begitu karena sonde rasa beratnya hidup di tahanan na… saya memang tak
merasakannya secara langsung tapi saya bisa membayangkan : betapa tak enaknya berpisah dgn keluarga
dan jauh dari rumah, betapa meresahkan saat menunggu waktu sidang dalam
ketidak-pastian, dan hati yang sakit mengingat
semua kenangan indah saat hidup bebas.
Saudaraku… Kita barangkali tidak
dapat mengerti mengapa kita harus menanggung kesengsaraan tahun demi tahun.
Cobaan seakan-akan tidak akan pernah berakhir dan tidak ada tujuannya.
Hari-hari yang kita jalani tampaknya berlalu dengan sia-sia. Kita merasa
seakan-akan tidak melakukan sesuatu hal yang berarti.
Akan tetapi saudaraku, Allah tidak
pernah mengerjakan sesuatu yang sia- sia—kita sedang dimurnikan. Dia
menempatkan kita ke dalam tungku pencobaan supaya kita memperoleh kesabaran,
ketaatan, kerendahan hati, belas kasih, dan juga keunggulan lain yang belum
kita miliki.
Jadi, janganlah takut dan jangan
menggerutu. Pencobaan saya dan saudara saat ini, betapa pun pedihnya, sudah disaring
melalui hikmat dan kasih Allah.
Ingatlah Allah, Sang Pemurni sedang duduk
di samping tungku, menjaga nyala api, mengamati prosesnya, menunggu dengan
sabar sampai wajah-Nya terpantul di permukaan hidup kita, sampai hidup kita
memancarkan kasih dan kemuliaanNya.
Kekasih – kekasih Tuhan, dari
perenungan ini saya mau menekankan 2 hal ini bagi kita :
1.
Bagi saudara yang adalah tahanan :
betatapun keadaan di tempat ini sulit, tetaplah memiliki harapan yang baik,
karena harapan yang baik akan mendorong kita untuk bertahan sampai pada
akhirnya. Saudara keluar dengan keberuntungan : Hidup saudara telah dimurnikan
Tuhan dan saudara menjadi berkat untuk kami yang di luar tahanan. Dalam
menjalani masa sulit ini, bersandarlah pada Tuhan. Entahkah ujung jalan hampir
ditemui ataukah masih jauh, Tuhan akan setia menuntun saudara.
Tuhan menjadi tempat pengungsianmu. Tuhan mengenal orang – orang yang berlindung
padaNya.
2.
Bagi kita yang bukan tahanan :
Didiklah diri sendiri untuk selalu memberi tanggapan / reaksi positif dan
menghindarkan diri dari mengecam para tahanan. Jangan pernah bilang “surasaaaa
atau mampoooosssss !!! …. pada mereka.Belajarlah untuk lihat cermin dulu
sebelum memberi tanggapan / reaksi.
Mari dukung dan berjuang bersama mereka agar ada pertobatan,
ada keadilan dan kebenaran yang nyata. Karena mereka juga adalah sesame kita,
sebelah badan kita (Aok Bian – Dalek Esa – Satu perut).
Minggu, 02 Agustus 2015
Tuhan Itu Penopang dan Penegak Bagi Semua Orang Yang Jatuh & Tertunduk (Mazmur 145 : 8 -21)
Tuhan Itu Penopang dan Penegak Bagi Semua
Orang Yang Jatuh & Tertunduk
(Mazmur 145 : 8 -21)
Setiap orang pasti
pernah mengalami kejatuhan. Baik jatuh
secara fisik maupun jatuh dalam arti kiasan.
Tidak ada orang yang dengan sadar mau membuat dirinya jatuh…
Kalau buat orang lain jatuh…tentu ada banyak orang yang mau dan bisa. Meskipun
kita biasa rancang cara untuk menjatuhkan orang lain, tapi kita sendiri tidak
mau dijatuhkan, apapun alasannya… betul atau tidak?
Saat kita terjatuh, entahkah karena kesalahan
sendiri ataukah karena kesalahan orang lain kita akan merasa terluka, sakit dan
malu
Dan bukan hanya itu, kita juga tidak suka orang lain tahu
atau lihat atau bicarakan tentang kondisi kejatuhan kita. Contoh paling
sederhana : Kalau kita terantuk dan jatuh, yang pertama kita buat apa? Apakah periksa
kaki dan seluruh tubuh ataukah lihat ke sekeliling untuk memastikan adakah orang di
sekitar kita yang melihat kita jatuh? Kalau mau jujur, saya kira kebanyakan dari kita akan cepat – cepat lihat keliling untuk
memastikan tidak ada orang yang lihat kita, sambil bangun baru periksa ada luka
/ lecet atau tidak… Kalau pun ada orang yang lihat kita dan bertanya, kenapa
jatuh? Luka ko? Bisa jalan ko? Kita akan cepat2 jawab : ia jatuh ni… tapi sonde
apa2… beta bisa jalan …biar ada tahan sakit ju kita akan jalan trus…
Pernah mengalami dan buat seperti itu? SAYA
PERNAH.
Saudaraku… Mengapa demikian? Kita seringkali menyangkali rasa sakit yang diakibatkan
karena kessjatuhan kita (fisik maupun non fisik), baik karena kesalahan sendiri
ataupun karena rancangan orang lain… sikap menyangkali rasa sakit akibat
kejatuhan kita itu didorong terutama karena rasa malu pada orang lain / rasa
malu pada sesama.
Kita mempertimbangkan apa pandangan dan penilaian sesame
terhadap keadaan jatuh / kejatuhan kita. Sedangkan Apa pandangan dan penilaian Tuhan terhadap
keadaan kita baru kita pikirkan nanti setelah ada waktu untuk merenung. Dan biasanya pandangan dan penilaian sesame
terhadap kejatuhan kita lah yang paling membuat kita terpuruk dalam kejatuhan
itu.
Bagaimana penilaian dan tanggapan orang terhadap kejatuhan
yang kita alami? Saya kira saya pernah
berkhotbah tentang hal ini pada tgl 5 Januari 2014 yang lalu di sini (intinya
saat kita jatuh, sesame menanggapi : Surasa…mampos / ee kasian dia ee).
Saudaraku… Saat ini
berdasarkan pembacaan Alkitab kita tadi, saya ingin mengajak kita untuk
merenungkan : Bagaimana tanggapan dan
sikap Tuhan terhadap kejatuhan yang kita
alami, baik karena kesalahan sendiri maupun karena kesalahan orang lain?
Ada beberapa hal penting yang dapat kita
reflesikan dari bagian Mazmur 145 yang kita baca ini :
1.
Ketika kita terjatuh dalam berbagai bentuk
masalah, seringkali oleh karena rasa malu dan berbagai alasan lain, saudara, keluarga, orangtua, sahabat kita bisa membenci kita. Kasih sayang yang dulu pernah mereka berikan pada kita
lenyap tak berbekas. Hal ini bisa membuat kita semakin terpuruk. Kita merasa
sendiri, diabaikan, merasa kotor dan hina, kita merasa dunia akan berakhir.
Kita merasa terbuang, kita merasa tanpa daya hidup. Akhirnya banyak orang yang
terjatuh menjadi putus asa. Salah satu lagu pop yang menceritakan keadaan ini sebagian syairnya bilang ... "Aku terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi... aku tenggelam dalam lautan luka dalam. Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang. Aku tanpamu BUTIRAN DEBU.... "
Apakah Tuhan berkenan akan tanggapan diri kita
seperti ini atas kejatuhan yang kita alami? TIDAK saudaraku. Ayat 8 – 9 Mazmur
145 ini menyatakan : … saat kita terjatuh, Tuhan bukan sedang membuang kita.
Tuhan tetap mengasihi dan menyayangi kita.
Ketika kita berulang kali membuat Tuhan kecewa karna perbuatan kita
yang jahat, Tuhan tetap panjang sabar.
Kasih setia keluarga dan sahabat kita terbatas tetapi kasih setia Tuhan itu
berlimpah.
Ketika kita terjatuh kita merasa sesamA kita bersikap buruk pada kita
oleh karena penilaian yang mereka buat, tidak apa –apa… Ingatlah saudara bahwa
Tuhan akan tetap menyatakan kebaikannya kepada kita. Tuhan itu baik kepada
semua orang dan penuh Rahmat terhadap segala yang dijadikanNya.
2.
Saat kita terjatuh pasti kita akan merasa malu. Bukan
hanya saudara – saudara tahanan yang malu, tapi keluarga, sahabat kita yang menantikan kita di luar sana juga
merasa malu. Apalagi berhadapan dengan komunitas masyarakat tempat kita hidup
dan berkarya. Jujur saja bahwa kita pernah merasa malu karena kejatuhan kita
atau saudara kita.
Nah… terhadap
keadaan ini, Terkadang kita tak berdaya untuk bangun lagi dan melanjutkan
hidup. Orang yang tanpa pengharapan akan
memilih untuk mengakhiri hidupnya. Orang yang punya pengharapan membutuhkan
dukungan agar bisa bangkit lagi dari kejatuhannya.
Saudaraku ayat 14 Mazmur 145
ini memberikan jaminan yang luar biasa kepada kita bahwa Tuhan akan menopang semua orang yang jatuh dan akan menegakkan / mendirikan
kembali semua orang yang tertunduk malu dan tak berdaya karena kejatuhannya
atau kejatuhan orang yang kita kasihi.
Terkadang Tuhan bertindak sendiri untuk menopang dan membuat kita tegak,
dan terkadang Tuhan memakai orang lain untuk maksud itu. Kalau begitu, saudara
dan saya, para tahanan dan keluarga, para sahabat, kita mesti juga membuka diri
untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan yang akan menopang dan menegakkan
sesama kita yang terjatuh. Kalau
begitu, persekutuan jemaat paulus RUTAN, bahkan seluruh RUTAN dan juga
persekutuan keluarga kita di luar sana mestinya menjadi Persekutuan yang saling
menopang dan menegakkan. Bersediakah kita?
3.
Biasanya kejatuhan kita mengakibatkan muncul
masalah baru, bisa jadi masalah berlapis…
Ketika saudara sebagai kepala keluarga, sebagai tulang punggung keluarga
ada di tempat ini, masalah yang akan
muncul misalnya soal ekonomi & penghidupan keluarga… Sementara saya di
RUTAN, anak istri, saudara, orangtua saya di luar sana dapat makan dari mana? Kalau
mereka sakit, siapa yang lihat? Dst… Bukankah pemikiran tentang hal ini
biasanya menguras banyak energy dan air mata?
Saudaraku… janganlah kuatir…. Tuhan ada dan melihat ketika tempat beras
saudara di rumah kosong. Tuhan ada dan mendengar ketika anak saudara meminta uang untuk
keperluan sekolahnya. Tuhan ada dan akan menggendong kita ketika kita tak
berdaya karena sakit. Jaminan yang luar biasa dalam ayat 15 – 16,
Tuhan memberi makanan pada waktunya
kepada setiap orang yang memandang kepada Tuhan dan menantikan
pertolonganNya. Tuhan membuat segala yang hidup menjadi kenyang. Kalau begitu,
janganlah kita kuatir. Lebih baik kita memandang kepada Tuhan dan berusaha
dengan giat sambil menantikan pertolonganNya.
4.
Saudaraku, dalam proses peradilan di dunia kita
segala kemungkinan bisa terjadi, adil maupun tak adil, yang salah bisa
benar-yang benar bisa salah. Hal ini membuat banyak orang menjalani proses
peradilan dengan pesimis ataupun membela
diri secara membabi buta. Kebenaran bisa
diputar balikkan. Saudaraku… ay.17 Mazmur ini mengingatkan bahwa Tuhan akan bertindak
adil dalam segala jalanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya.
Jika Tuhan mengijinkan kita ada di tempat ini, Ia mau supaya kita bertindak
lurus dan memperjuangkan keadilan.
Bersedia menerima ganjaran karna kesalahan kita & berjuang
menyatakan kebenaran karena kita benar. Karena kalau kita menghindari ganjaran
meski salah, mungkin saat ini kita bisa bebas, tetapi akan ada saat di mana
kita sendiri akan membayar hutang ganjaran itu.
Saudaraku… kita yang terjatuh ini sangat berharap akan tiba masanya kita bangkit dan menikmati kehidupan yang bebas. Ini sangat bergantung pada anugerah Allah. Jangan pernah menyerah karena kita tidak pernah tahu, apa yang Tuhan inginkan jadi dalam hidup kita 1 menit ke depan. Tetaplah berharap, tetaplah berdoa… Ketika saudara merasa Tuhan jauh, ingatlah bahwa Tuhan hanya sejauh doa kita. Ay 18 – 19 mengatakan : Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya dengan setia. Tuhan mengabulkan kehendak / kemauan setiap orang yang takut akan Tuhan dan Tuhan mendengar teriakan minta tolong mereka dan membuat mereka selamat.
SAYA AJAK KITA DENGAR PUJIAN INI “TUHAN ADA & MELIHAT” sebelum bagian
terakhir khotbah ini saya sampaikan.
Saudaraku... Tuhan Ada dan Melihat setiap keadaan kita. Tuhan ada dan mendengar setiap pergumulan dan doa kita. Tuhan ada dan bersedia menghapus setiap airmata kita. Tuhan ada dan menunggu setiap bentuk penyesalan kita. Tuhan ada dan bersedia membangkitkan kembali ketika kita terjatuh. Kita bukan lagi butiran debu. Kita adalah buatan tangan Tuhan yang diciptakan kembali melalui setiap kejatuhan kita untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Tuhan persiapkan sebelumnya. Tuhan ada dan menguatkan kita untuk melangkah kembali dalam jalanNya. Amin.
Selasa, 09 Juni 2015
Menjalani Hidup Sebagai Anak – Anak Allah Dengan Dipimpin oleh Roh allah (Roma 8 : 9 – 17) - Khotbah Kebaktian Minggu di RUTAN Klas IIB Kupang
Setiap orang yang sadar akan kesalahannya di masa lalu dan memutuskan untuk bertobat, tentu pernah bertanya, paling kurang pada dirinya sendiri : Apakah hidup saya yang lama, yang penuh dengan cela dan noda dosa akan dihukum?
Kemudian setelah menjalani hidup yang baru, tentu godaan untuk kembali melakukan dosa yang lama selalu muncul… Pertanyaannya adalah “Apakah Allah membiarkan saya sendiri dalam perjuangan saya melawan keinginan daging? Apakah Allah membiarkan saya sendiri berjuang melawan keinginan untuk kembali melakukan cara hidup yang lama?
Ada 3 hal
mendasar dalam perikop pertama Roma pasal 8 ini, yaitu :
1. Orang yang percaya kepada Yesus dimerdekakan /
dibebaskan dari penghukuman akibat melanggar Hukum Taurat. Jika Hukum Taurat berlaku
seperti pada zaman Perjanjian Lama, tidak ada seorang pun manusia yang dapat dibenarkan karena manusia tidak sanggup menaatinya (ay.3). Jadi Allah
mengutus AnakNya, Yesus untuk menggenapi tuntutan Hukum Taurat dengan sempurna
(ay.4) untuk kemudian menggantikan kita sebagai persembahan yang sempurna bagi
pengampunan dosa (ay.3).
2. Setelah mengaku percaya kepada Yesus, godaan
untuk melakukan cara hidup sebagai “manusia lama” tetap akan semakin besar dalam diri orang percaya. Godaan untuk
melakukan dosa masa lalu terus datang dan keinginan untuk melakukannya begitu
kuat dalam diri kita. Misalnya : Sementara menjalani proses peradilan, saya
sadar bahwa semua yang saya alami oleh
karena kesalahan saya sendiri. Saya merasa bersalah. Saya memutuskan untuk
bertobat. Tidak buat lagi. Hidup baru sudah. Saya buat komitmen, buat janji
pada Tuhan dan diri sendiri untuk tak mau hidup seperti dulu lagi. Soalnya
adalah setelah komitmen, setelah janji saya nyatakan… apakah iblis menyerah?
Apakah iblis tinggal diam? Tidak saudaraku… Iblis terus bergerilya… dia
bergerak dengan cara yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, yang langsung
dipahami bahwa ini kerja iblis untuk menjatuhkan kita lagi dan juga dengan cara
yang halus, tersembunyi sehingga jika kita tidak teliti baik – baik dan ikut
saja maka kita akan jatuh. Kita semua tentu pernah mengalami ini. Sudah janji
dengan Tuhan untuk mau berubah tetapi perubahan itu sesaat saja. Bukankah
berulang kali kita jatuh dalam hal melakukan dosa yang sama. Pertanyaan kita
tadi adalah : Dimanakah Tuhan saat kita bergumul melanjutkan hidup dengan mau
menjaga komitmen? Apakah Tuhan tinggalkan kita sendiri dalam perjuangan untuk
hidup baru dan meninggalkan semua cara hidup lama yang penuh cela dan noda
dosa? Pembacaan kita menyatakan bahwa Allah telah
mengaruniakan sebuah pemberian penuh kuasa kepada orang percaya, yaitu Roh yang
tinggal di dalam kita dan yang memampukan kita melakukan kehendak Allah. Allah
telah mengaruniakan Roh KudusNya kepada kita agar kita mampu untuk melakukan
kehendaknya dan menjauhi laranganNya. Melakukan yang baik & menjauhi yang jahat. “Amar ma’ruf nahi mumkar”
Soalnya sekarang adalah apakah kita
peka mendengar suara Roh Tuhan dalam diri kita? Apakah kita mau taat pada
tuntunan Suara Roh Tuhan? Dalam hati, pikiran dan jiwa kita Allah terus
berbicara dan menuntun… Tetapi banyak kali kita mengabaikan suara Allah yang
datang pada kita. Misalnya : Saat mau
ambil barang orang : Suara Tuhan bilang : Jangan ambil, itu orang pung, kalo lu
ambil, lu akan kena tangkap & dapat hukuman. Lalu suara …. Bilang “wei kawan ambil
su… ini kesampatan langka ni, kapan lai…. Ambil hati2 supaya lu jang kana
tangkap… itu sonde ada orang tu…. Suara Tuhan : Jangan nanti lu kena… tapi
keputusan saya buat : ambil cepat2 & sembunyi… akibatnya saya jatuh dalam
dosa yang sama : MENCURI. Saya yakin kita semua bergumul dengan keputusan ini :
mengikuti Tuntunan Roh Tuhan atau mengikuti bujukan iblis.
Saudaraku… Percaya kepada Yesus
membuat kita Menjadi anak – anak Allah. Dan Allah mengaruniakan Roh KudusNya
kepada setiap anak – anakNya agar kita kuat, mampu melakukan kehendakNya dan
Menjauhi laranganNya (ay.9).
Oleh karena kesalahan kita, kita
memang akan menjalani hukuman fisik, tubuh kita bisa sakit dan mati, tetapi Roh
Kudus akan memberikan kekuatan agar kita bertahan. Dan Allah akan membangkitkan
kita kelak (ay.10-11)
Saudaraku yang mesti kita ingat adalah Roh Kudus memimpin
kita untuk mematikan perbuatan – perbuatan tubuh yang berdosa (ay.13-14). Roh
Kudus akan memimpin pikiran dan hati kita untuk memberi pertanggungjawaban yang
benar saat di pengadilan. Jika benar kita lakukan kita mengaku. Roh Kudus akan
memberanikan kita untuk mengakui apa yang menjadi kesalahan kita dan juga
menolak dakwaan yang datang pada kita jika kita tak pernah melakukannya. Roh
Kudus akan menuntun, kalau bgitu mari berdoa, tinggal tenang dan dengarkan
suara Roh Tuhan yang berbicara dalam hati dan pikiran kita supaya kita dapat
mangambil jalan yang tepat untuk melanjutkan hidup dengan melakukan kehendak
Tuhan.
3. Saat kita jatuh dalam persoalan hidup, entahkah
karena kesalahan kita sendiri, entahkah karena kesalahan orang lain, tentu kita
mengalami banyak orang termasuk keluarga kita (Orangtua, saudara dll) tidak mau
mengakui kita sebagai anak / saudaranya. Betapapun kita sudah sampai pada
tahapan pertobatan. Asal orang tau bahwa kita pernah jadi tahanan, entah kita
salah ataupun kita benar… percayalah tidak akan ada banyak orang yang mau
mengaku bahwa kita anaknya, saudaranya atau keluarganya… Tidak apa- apa
saudaraku… Yang penting disini adalah saudara dan saya mau menjaga komitmen
untuk hidup bagi Yesus dan melakukan kehendak Allah, bahkan di tempat yang
paling gelap seperti dalam ruang isolasi sekalipun ataupun saat kita hidup
bebas di luar sana. Mengapa? Karena bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus,
kita diangkat menjadi anak – anak Allah. Sementara sesame orang berdosa yang
lain enggan mengakui kita sebagai saudara, anak atau keluarganya… Allah yang
MahaSuci justru mengakui kita sebagai anak – anak kepunyaanNya yang berharga
mahal (ay.15-16). Yang telah ditebus dari hukuman dosa dan maut dengan darah
yang mahal. Oleh Roh Tuhan, kita dapat memanggil Allah sebagai Abba, Bapa. Dan kita dapat menikmati hubungan yang paling
dekat dengan Allah.
Saudaraku… Karena kita adalah anak
maka kita adalah ahli waris sehingga
berhak atas warisan orangtua kita apapun itu bentuknya. Di sini kita diingatkan bahwa kita adalah
anak – anak Allah, kita panggil Allah sebagai Bapa kita, karena itu kita adalah
ahli waris Allah. Kita mendapat bagian
untuk menikmati warisan itu bersama dengan Yesus, Anak Allah, sebagai yang
Sulung dari antara kita (ay.29b). namun warisan itu tidak dibagi rata 50 - 50.
Kita ditetapkan menjadi “sesame ahli waris” berarti seluruh milik Kristus
adalah milik kita juga seluruhnya, 100 – 100.
Bagian kita di dalam warisan Kerajaan Allah itu sama dengan bagian
Kristus. Bagi Yesus, warisanNya adalah Mahkota melalui Salib; Bagi kita warisan
itu berupa kemuliaan melalui pederitaan kita saat ini. Warisan itu kita
dapatkan ketika kita bersedia menderita demi mentaati kehendak Allah (Ay.17)
Saudaraku… bukankah ini jaminan yang
luar biasa. Disaat orang terdekat kita rasanya mau hapus kita dari daftar
riwayat hidup & keluarga : Allah justru mengangkat kita menjadi anak
–anaknya yang masuk dalam daftar penerima warisan hidup kekal, kehidupan
bersama Yesus. Nats pembimbing kita
tadi Roma 8 : 38 – 39 mengatakan : Rasul
Paulus yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat maupun pemerintah, baik
yang ada sekarang maupun yang akan ada nanti, baik penguasa atas maupun
penguasa bawah, mahluk lain atau apapun itu… tidak akan ada yang dapat yang dapat
memisahkan kita dari kasih Allah.
Di sini Rasul Paulus menjawab 2
pertanyaan besar kita tadi : Apakah hidup saya yang lama akan dihukum? Apakah
Alah membiarkan saya tanpa pertolongan dalam pertempuran saya melawan daging?
Jawabannya TIDAK. Karena apa yang telah dilakukan Yesus, kita yang percaya
tidak lagi dihukum karena dosa kita yang
lama. Dan karena Allah telah mengaruniakan Roh KudusNya, maka kita mendapat
pertolongan dalam perjuangan / pertempuran kita melawan keinginan daging.
Tetapi ada hal yang penting di sini
jangan pernah meremehkan anugerah ini dengan bilang,,, buat dosa sa… ini kali
sa ju… tenang sa Tuhan pasti ampuni,,,
ko masih ada waktu sa ju… Jangan pernah
demikian… karena kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada hidup kita 1
detik ke depan.
Langganan:
Postingan (Atom)
Arsip Blog
-
▼
2015
(19)
-
►
Oktober
(8)
- Adele Emotional Cry 'Someone like you' Live at the...
- ♛ DIY: Flower Crown ♛
- DIY (Do it yourself) Floral Crown / Flower Headban...
- Making a Flower Headpiece (Tutorial)
- Big Beautiful Beach Bag
- Making a Flower Fairy Dress - Part Two
- Making a Flower Fairy Dress - Part one
- Adele Emotional Cry 'Someone like you' Live at the...
-
►
Oktober
(8)
Entri Populer
-
“Sang Pendeta” Kalau ia muda dianggap kurang pengalaman Tapi bila rambutnya beruban, ia dianggap terlalu tua Kalau keluarganya be...
-
Tuhan Itu Penopang dan Penegak Bagi Semua Orang Yang Jatuh & Tertunduk (Mazmur 145 : 8 -21) Setiap orang pasti pernah mengal...
-
Tanggapan Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2 : 41 - 47) Nats Pemb : Filip 2 : 1-3a Salah satu ciri mahluk hi...
-
Orang bilang “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Menanti adalah hal yang paling menjengkelkan”. Betul ko sonde? Menunggu...
-
Nats Pembimbing : Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak ( Mazmur 66:10 ) Or...
-
Setiap orang yang sadar akan kesalahannya di masa lalu dan memutuskan untuk bertobat, tentu pernah bertanya, paling kurang pada dirinya se...
-
Pemahaman Alkitab II Tawarikh 17 : 1 – 19 Senin, 01 Juli 2013 I. Pengantar Pada saat seseorang atau sekelompok o...
-
Tanggapan Tuhan terhadap Sikap Hidup Kita Kebanyakan orang akan memikirkan tanggapan orang lain terhadap kata-kata dan sikapnya. Kita in...
-
How am I supposed to live without you I could hardly believe it When I heard the news today I had to come and get it straig...