Setiap orang yang sadar akan kesalahannya di masa lalu dan memutuskan untuk bertobat, tentu pernah bertanya, paling kurang pada dirinya sendiri : Apakah hidup saya yang lama, yang penuh dengan cela dan noda dosa akan dihukum?
Kemudian setelah menjalani hidup yang baru, tentu godaan untuk kembali melakukan dosa yang lama selalu muncul… Pertanyaannya adalah “Apakah Allah membiarkan saya sendiri dalam perjuangan saya melawan keinginan daging? Apakah Allah membiarkan saya sendiri berjuang melawan keinginan untuk kembali melakukan cara hidup yang lama?
Ada 3 hal
mendasar dalam perikop pertama Roma pasal 8 ini, yaitu :
1. Orang yang percaya kepada Yesus dimerdekakan /
dibebaskan dari penghukuman akibat melanggar Hukum Taurat. Jika Hukum Taurat berlaku
seperti pada zaman Perjanjian Lama, tidak ada seorang pun manusia yang dapat dibenarkan karena manusia tidak sanggup menaatinya (ay.3). Jadi Allah
mengutus AnakNya, Yesus untuk menggenapi tuntutan Hukum Taurat dengan sempurna
(ay.4) untuk kemudian menggantikan kita sebagai persembahan yang sempurna bagi
pengampunan dosa (ay.3).
2. Setelah mengaku percaya kepada Yesus, godaan
untuk melakukan cara hidup sebagai “manusia lama” tetap akan semakin besar dalam diri orang percaya. Godaan untuk
melakukan dosa masa lalu terus datang dan keinginan untuk melakukannya begitu
kuat dalam diri kita. Misalnya : Sementara menjalani proses peradilan, saya
sadar bahwa semua yang saya alami oleh
karena kesalahan saya sendiri. Saya merasa bersalah. Saya memutuskan untuk
bertobat. Tidak buat lagi. Hidup baru sudah. Saya buat komitmen, buat janji
pada Tuhan dan diri sendiri untuk tak mau hidup seperti dulu lagi. Soalnya
adalah setelah komitmen, setelah janji saya nyatakan… apakah iblis menyerah?
Apakah iblis tinggal diam? Tidak saudaraku… Iblis terus bergerilya… dia
bergerak dengan cara yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, yang langsung
dipahami bahwa ini kerja iblis untuk menjatuhkan kita lagi dan juga dengan cara
yang halus, tersembunyi sehingga jika kita tidak teliti baik – baik dan ikut
saja maka kita akan jatuh. Kita semua tentu pernah mengalami ini. Sudah janji
dengan Tuhan untuk mau berubah tetapi perubahan itu sesaat saja. Bukankah
berulang kali kita jatuh dalam hal melakukan dosa yang sama. Pertanyaan kita
tadi adalah : Dimanakah Tuhan saat kita bergumul melanjutkan hidup dengan mau
menjaga komitmen? Apakah Tuhan tinggalkan kita sendiri dalam perjuangan untuk
hidup baru dan meninggalkan semua cara hidup lama yang penuh cela dan noda
dosa? Pembacaan kita menyatakan bahwa Allah telah
mengaruniakan sebuah pemberian penuh kuasa kepada orang percaya, yaitu Roh yang
tinggal di dalam kita dan yang memampukan kita melakukan kehendak Allah. Allah
telah mengaruniakan Roh KudusNya kepada kita agar kita mampu untuk melakukan
kehendaknya dan menjauhi laranganNya. Melakukan yang baik & menjauhi yang jahat. “Amar ma’ruf nahi mumkar”
Soalnya sekarang adalah apakah kita
peka mendengar suara Roh Tuhan dalam diri kita? Apakah kita mau taat pada
tuntunan Suara Roh Tuhan? Dalam hati, pikiran dan jiwa kita Allah terus
berbicara dan menuntun… Tetapi banyak kali kita mengabaikan suara Allah yang
datang pada kita. Misalnya : Saat mau
ambil barang orang : Suara Tuhan bilang : Jangan ambil, itu orang pung, kalo lu
ambil, lu akan kena tangkap & dapat hukuman. Lalu suara …. Bilang “wei kawan ambil
su… ini kesampatan langka ni, kapan lai…. Ambil hati2 supaya lu jang kana
tangkap… itu sonde ada orang tu…. Suara Tuhan : Jangan nanti lu kena… tapi
keputusan saya buat : ambil cepat2 & sembunyi… akibatnya saya jatuh dalam
dosa yang sama : MENCURI. Saya yakin kita semua bergumul dengan keputusan ini :
mengikuti Tuntunan Roh Tuhan atau mengikuti bujukan iblis.
Saudaraku… Percaya kepada Yesus
membuat kita Menjadi anak – anak Allah. Dan Allah mengaruniakan Roh KudusNya
kepada setiap anak – anakNya agar kita kuat, mampu melakukan kehendakNya dan
Menjauhi laranganNya (ay.9).
Oleh karena kesalahan kita, kita
memang akan menjalani hukuman fisik, tubuh kita bisa sakit dan mati, tetapi Roh
Kudus akan memberikan kekuatan agar kita bertahan. Dan Allah akan membangkitkan
kita kelak (ay.10-11)
Saudaraku yang mesti kita ingat adalah Roh Kudus memimpin
kita untuk mematikan perbuatan – perbuatan tubuh yang berdosa (ay.13-14). Roh
Kudus akan memimpin pikiran dan hati kita untuk memberi pertanggungjawaban yang
benar saat di pengadilan. Jika benar kita lakukan kita mengaku. Roh Kudus akan
memberanikan kita untuk mengakui apa yang menjadi kesalahan kita dan juga
menolak dakwaan yang datang pada kita jika kita tak pernah melakukannya. Roh
Kudus akan menuntun, kalau bgitu mari berdoa, tinggal tenang dan dengarkan
suara Roh Tuhan yang berbicara dalam hati dan pikiran kita supaya kita dapat
mangambil jalan yang tepat untuk melanjutkan hidup dengan melakukan kehendak
Tuhan.
3. Saat kita jatuh dalam persoalan hidup, entahkah
karena kesalahan kita sendiri, entahkah karena kesalahan orang lain, tentu kita
mengalami banyak orang termasuk keluarga kita (Orangtua, saudara dll) tidak mau
mengakui kita sebagai anak / saudaranya. Betapapun kita sudah sampai pada
tahapan pertobatan. Asal orang tau bahwa kita pernah jadi tahanan, entah kita
salah ataupun kita benar… percayalah tidak akan ada banyak orang yang mau
mengaku bahwa kita anaknya, saudaranya atau keluarganya… Tidak apa- apa
saudaraku… Yang penting disini adalah saudara dan saya mau menjaga komitmen
untuk hidup bagi Yesus dan melakukan kehendak Allah, bahkan di tempat yang
paling gelap seperti dalam ruang isolasi sekalipun ataupun saat kita hidup
bebas di luar sana. Mengapa? Karena bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus,
kita diangkat menjadi anak – anak Allah. Sementara sesame orang berdosa yang
lain enggan mengakui kita sebagai saudara, anak atau keluarganya… Allah yang
MahaSuci justru mengakui kita sebagai anak – anak kepunyaanNya yang berharga
mahal (ay.15-16). Yang telah ditebus dari hukuman dosa dan maut dengan darah
yang mahal. Oleh Roh Tuhan, kita dapat memanggil Allah sebagai Abba, Bapa. Dan kita dapat menikmati hubungan yang paling
dekat dengan Allah.
Saudaraku… Karena kita adalah anak
maka kita adalah ahli waris sehingga
berhak atas warisan orangtua kita apapun itu bentuknya. Di sini kita diingatkan bahwa kita adalah
anak – anak Allah, kita panggil Allah sebagai Bapa kita, karena itu kita adalah
ahli waris Allah. Kita mendapat bagian
untuk menikmati warisan itu bersama dengan Yesus, Anak Allah, sebagai yang
Sulung dari antara kita (ay.29b). namun warisan itu tidak dibagi rata 50 - 50.
Kita ditetapkan menjadi “sesame ahli waris” berarti seluruh milik Kristus
adalah milik kita juga seluruhnya, 100 – 100.
Bagian kita di dalam warisan Kerajaan Allah itu sama dengan bagian
Kristus. Bagi Yesus, warisanNya adalah Mahkota melalui Salib; Bagi kita warisan
itu berupa kemuliaan melalui pederitaan kita saat ini. Warisan itu kita
dapatkan ketika kita bersedia menderita demi mentaati kehendak Allah (Ay.17)
Saudaraku… bukankah ini jaminan yang
luar biasa. Disaat orang terdekat kita rasanya mau hapus kita dari daftar
riwayat hidup & keluarga : Allah justru mengangkat kita menjadi anak
–anaknya yang masuk dalam daftar penerima warisan hidup kekal, kehidupan
bersama Yesus. Nats pembimbing kita
tadi Roma 8 : 38 – 39 mengatakan : Rasul
Paulus yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat maupun pemerintah, baik
yang ada sekarang maupun yang akan ada nanti, baik penguasa atas maupun
penguasa bawah, mahluk lain atau apapun itu… tidak akan ada yang dapat yang dapat
memisahkan kita dari kasih Allah.
Di sini Rasul Paulus menjawab 2
pertanyaan besar kita tadi : Apakah hidup saya yang lama akan dihukum? Apakah
Alah membiarkan saya tanpa pertolongan dalam pertempuran saya melawan daging?
Jawabannya TIDAK. Karena apa yang telah dilakukan Yesus, kita yang percaya
tidak lagi dihukum karena dosa kita yang
lama. Dan karena Allah telah mengaruniakan Roh KudusNya, maka kita mendapat
pertolongan dalam perjuangan / pertempuran kita melawan keinginan daging.
Tetapi ada hal yang penting di sini
jangan pernah meremehkan anugerah ini dengan bilang,,, buat dosa sa… ini kali
sa ju… tenang sa Tuhan pasti ampuni,,,
ko masih ada waktu sa ju… Jangan pernah
demikian… karena kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada hidup kita 1
detik ke depan.