Selasa, 09 Juni 2015

Menjalani Hidup Sebagai Anak – Anak Allah Dengan Dipimpin oleh Roh allah (Roma 8 : 9 – 17) - Khotbah Kebaktian Minggu di RUTAN Klas IIB Kupang


Setiap orang yang sadar akan kesalahannya di masa lalu dan memutuskan untuk bertobat, tentu pernah bertanya, paling kurang pada dirinya sendiri : Apakah hidup saya yang lama, yang penuh dengan cela dan noda dosa akan dihukum?
Kemudian setelah menjalani hidup yang baru, tentu godaan untuk kembali melakukan dosa yang lama selalu muncul… Pertanyaannya adalah “Apakah Allah membiarkan saya sendiri dalam perjuangan  saya melawan keinginan daging? Apakah Allah membiarkan saya sendiri berjuang melawan keinginan untuk kembali melakukan cara hidup yang lama?

Ada 3 hal mendasar dalam perikop pertama Roma pasal 8 ini, yaitu :
1.   Orang yang percaya kepada Yesus dimerdekakan / dibebaskan dari penghukuman akibat melanggar Hukum Taurat. Jika Hukum Taurat berlaku seperti pada zaman Perjanjian Lama, tidak ada seorang pun manusia yang  dapat dibenarkan  karena manusia  tidak sanggup menaatinya (ay.3). Jadi Allah mengutus AnakNya, Yesus untuk menggenapi tuntutan Hukum Taurat dengan sempurna (ay.4) untuk kemudian menggantikan kita sebagai persembahan yang sempurna bagi pengampunan dosa (ay.3).
2.     Setelah mengaku percaya kepada Yesus, godaan untuk melakukan cara hidup sebagai “manusia lama”  tetap akan semakin besar  dalam diri orang percaya. Godaan untuk melakukan dosa masa lalu terus datang dan keinginan untuk melakukannya begitu kuat dalam diri kita. Misalnya : Sementara menjalani proses peradilan, saya sadar bahwa semua yang  saya alami oleh karena kesalahan saya sendiri. Saya merasa bersalah. Saya memutuskan untuk bertobat. Tidak buat lagi. Hidup baru sudah. Saya buat komitmen, buat janji pada Tuhan dan diri sendiri untuk tak mau hidup seperti dulu lagi. Soalnya adalah setelah komitmen, setelah janji saya nyatakan… apakah iblis menyerah? Apakah iblis tinggal diam? Tidak saudaraku… Iblis terus bergerilya… dia bergerak dengan cara yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, yang langsung dipahami bahwa ini kerja iblis untuk menjatuhkan kita lagi dan juga dengan cara yang halus, tersembunyi sehingga jika kita tidak teliti baik – baik dan ikut saja maka kita akan jatuh. Kita semua tentu pernah mengalami ini. Sudah janji dengan Tuhan untuk mau berubah tetapi perubahan itu sesaat saja. Bukankah berulang kali kita jatuh dalam hal melakukan dosa yang sama. Pertanyaan kita tadi adalah : Dimanakah Tuhan saat kita bergumul melanjutkan hidup dengan mau menjaga komitmen? Apakah Tuhan tinggalkan kita sendiri dalam perjuangan untuk hidup baru dan meninggalkan semua cara hidup lama yang penuh cela dan noda dosa?   Pembacaan kita menyatakan bahwa Allah telah mengaruniakan sebuah pemberian penuh kuasa kepada orang percaya, yaitu Roh yang tinggal di dalam kita dan yang memampukan kita melakukan kehendak Allah. Allah telah mengaruniakan Roh KudusNya kepada kita agar kita mampu untuk melakukan kehendaknya dan menjauhi laranganNya. Melakukan yang baik & menjauhi yang jahat. “Amar ma’ruf nahi mumkar”
Soalnya sekarang adalah apakah kita peka mendengar suara Roh Tuhan dalam diri kita? Apakah kita mau taat pada tuntunan Suara Roh Tuhan? Dalam hati, pikiran dan jiwa kita Allah terus berbicara dan menuntun… Tetapi banyak kali kita mengabaikan suara Allah yang datang pada kita.  Misalnya : Saat mau ambil barang orang : Suara Tuhan bilang : Jangan ambil, itu orang pung, kalo lu ambil, lu akan kena tangkap & dapat  hukuman. Lalu suara …. Bilang “wei kawan ambil su… ini kesampatan langka ni, kapan lai…. Ambil hati2 supaya lu jang kana tangkap… itu sonde ada orang tu…. Suara Tuhan : Jangan nanti lu kena… tapi keputusan saya buat : ambil cepat2 & sembunyi… akibatnya saya jatuh dalam dosa yang sama : MENCURI. Saya yakin kita semua bergumul dengan keputusan ini : mengikuti Tuntunan Roh Tuhan atau mengikuti bujukan iblis.

Saudaraku… Percaya kepada Yesus membuat kita Menjadi anak – anak Allah. Dan Allah mengaruniakan Roh KudusNya kepada setiap anak – anakNya agar kita kuat, mampu melakukan kehendakNya dan Menjauhi laranganNya (ay.9).
Oleh karena kesalahan kita, kita memang akan menjalani hukuman fisik, tubuh kita bisa sakit dan mati, tetapi Roh Kudus akan memberikan kekuatan agar kita bertahan. Dan Allah akan membangkitkan kita kelak (ay.10-11)
Saudaraku yang  mesti kita ingat adalah Roh Kudus memimpin kita untuk mematikan perbuatan – perbuatan tubuh yang berdosa (ay.13-14). Roh Kudus akan memimpin pikiran dan hati kita untuk memberi pertanggungjawaban yang benar saat di pengadilan. Jika benar kita lakukan kita mengaku. Roh Kudus akan memberanikan kita untuk mengakui apa yang menjadi kesalahan kita dan juga menolak dakwaan yang datang pada kita jika kita tak pernah melakukannya. Roh Kudus akan menuntun, kalau bgitu mari berdoa, tinggal tenang dan dengarkan suara Roh Tuhan yang berbicara dalam hati dan pikiran kita supaya kita dapat mangambil jalan yang tepat untuk melanjutkan hidup dengan melakukan kehendak Tuhan.
3.    Saat kita jatuh dalam persoalan hidup, entahkah karena kesalahan kita sendiri, entahkah karena kesalahan orang lain, tentu kita mengalami banyak orang termasuk keluarga kita (Orangtua, saudara dll) tidak mau mengakui kita sebagai anak / saudaranya. Betapapun kita sudah sampai pada tahapan pertobatan. Asal orang tau bahwa kita pernah jadi tahanan, entah kita salah ataupun kita benar… percayalah tidak akan ada banyak orang yang mau mengaku bahwa kita anaknya, saudaranya atau keluarganya… Tidak apa- apa saudaraku… Yang penting disini adalah saudara dan saya mau menjaga komitmen untuk hidup bagi Yesus dan melakukan kehendak Allah, bahkan di tempat yang paling gelap seperti dalam ruang isolasi sekalipun ataupun saat kita hidup bebas di luar sana. Mengapa? Karena bagi setiap kita yang percaya kepada Yesus, kita diangkat menjadi anak – anak Allah. Sementara sesame orang berdosa yang lain enggan mengakui kita sebagai saudara, anak atau keluarganya… Allah yang MahaSuci justru mengakui kita sebagai anak – anak kepunyaanNya yang berharga mahal (ay.15-16). Yang telah ditebus dari hukuman dosa dan maut dengan darah yang mahal. Oleh Roh Tuhan, kita dapat memanggil Allah sebagai Abba, Bapa. Dan kita dapat menikmati hubungan yang paling dekat dengan Allah.

Saudaraku… Karena kita adalah anak maka kita adalah ahli  waris sehingga berhak atas warisan orangtua kita apapun itu bentuknya.  Di sini kita diingatkan bahwa kita adalah anak – anak Allah, kita panggil Allah sebagai Bapa kita, karena itu kita adalah ahli waris  Allah. Kita mendapat bagian untuk menikmati warisan itu bersama dengan Yesus, Anak Allah, sebagai yang Sulung dari antara kita (ay.29b). namun warisan itu tidak dibagi rata 50 - 50. Kita ditetapkan menjadi “sesame ahli waris” berarti seluruh milik Kristus adalah milik kita juga seluruhnya, 100 – 100.  Bagian kita di dalam warisan Kerajaan Allah itu sama dengan bagian Kristus. Bagi Yesus, warisanNya adalah Mahkota melalui Salib; Bagi kita warisan itu berupa kemuliaan melalui pederitaan kita saat ini. Warisan itu kita dapatkan ketika kita bersedia menderita demi mentaati kehendak Allah (Ay.17)
Saudaraku… bukankah ini jaminan yang luar biasa. Disaat orang terdekat kita rasanya mau hapus kita dari daftar riwayat hidup & keluarga : Allah justru mengangkat kita menjadi anak –anaknya yang masuk dalam daftar penerima warisan hidup kekal, kehidupan bersama Yesus.  Nats pembimbing kita tadi  Roma 8 : 38 – 39 mengatakan : Rasul Paulus yakin bahwa baik maut maupun hidup, baik malaikat maupun pemerintah, baik yang ada sekarang maupun yang akan ada nanti, baik penguasa atas maupun penguasa bawah, mahluk lain atau apapun itu… tidak akan ada yang dapat yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah.

Di sini Rasul Paulus menjawab 2 pertanyaan besar kita tadi : Apakah hidup saya yang lama akan dihukum? Apakah Alah membiarkan saya tanpa pertolongan dalam pertempuran saya melawan daging? Jawabannya TIDAK. Karena apa yang telah dilakukan Yesus, kita yang percaya tidak lagi dihukum  karena dosa kita yang lama. Dan karena Allah telah mengaruniakan Roh KudusNya, maka kita mendapat pertolongan dalam perjuangan / pertempuran kita melawan keinginan daging.
Tetapi ada hal yang penting di sini jangan pernah meremehkan anugerah ini dengan bilang,,, buat dosa sa… ini kali sa ju… tenang sa Tuhan pasti  ampuni,,, ko masih ada waktu sa ju…  Jangan pernah demikian… karena kita tak pernah tau apa yang akan terjadi pada hidup kita 1 detik ke depan.



Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate