Jumat, 01 November 2013
Interior | Desain Rumah | Furniture | Dekorasi Rumah: Desain Pot Minimalis
Interior | Desain Rumah | Furniture | Dekorasi Rumah: Desain Pot Minimalis: Memiliki pot yang unik tentu akan sangat menunjang penampilan eksterior dan dekorasi dari rumah dan taman Anda. Banyak pilihan untuk memilik...
Minggu, 01 September 2013
Senin, 08 Juli 2013
Tanggapan Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus
Tanggapan
Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus
(Kisah
Para Rasul 2 : 41 - 47)
Nats Pemb : Filip 2 : 1-3a
Salah
satu ciri mahluk hidup adalah memberi tanggapan terhadap suatu hal atau
kejadian yang menimpa dirinya maupun orang lain. Hukum Aksi – Reaksi. Ada tanggapan yang
bersifat positif-negatif. Ada tanggapan yang efeknya kurang, ada yang normal
dan ada juga yang luar biasa. Penilaian pribadi dan penilaian pihak lain
tentang tanggapan seseorang biasanya subyektif, tergantung dari sudut pandang
mana kita menilai. Sebagai orang Kristen, mari dengan sadar kita belajar untuk
memikirkan apa tanggapan Tuhan terhadap pikiran kita, kata-kata kita, sikap dan
perbuatan kita.
Bacaan
kita tadi bercerita tentang bagaimana tanggapan orang – orang yang mendengar
Petrus berkhotbah tentang kebangkitan Yesus dan karya Roh Kudus dalam peristiwa
pentakosta itu. Para pendengar ini menerima / mengaminkan khotbah Petrus dengan
cara memberi diri mereka untuk dibaptis dan hari itu jemaat Mula – mula
terbentuk dengan jumlah yang bertambah dari sebelumnya yaitu kira-kira 3000
orang. Tentulah ini pentakosta dan
khotbah Petrus mengubah pandangan banyak orang tentang siapa itu Yesus. Tetapi kita lihat disini bahwa tanggapan
mereka bukan hanya memberi diri untuk dibaptis saja sehingga tercatat sebagai
anggota jemaat mula- mula, tetapi lebih dari itu. Ada beberapa hal penting
sebagai tanggapan jemaat disini :
1. Tanggapan
Pertama : Mereka bertekun dalam pengajaran para rasul (ay.42a). Mestinya reaksi kita terhadap karya
keselamatan Allah tidak hanya terlihat pada sakramen : baptisan dan perjamuan
kudus saja. Reaksi kita juga harus Nampak dalam kesediaan untuk terus – menerus
mendengar dan melakukan pengajaran Kitab Suci.
Kekasih Tuhan, Bertekun dalam mendengar pengajaran ini adalah
hal yang sangat penting. Mengapa? Karena setiap pengajaran tentang isi kitab
Suci memberi hikmat kepada kita dan menuntun kita kepada jalan keselamatan oleh iman kepada Yesus Kristus (2 Tim
3:15-17). Ini berarti reaksi jemaat mula- mula terhadap karya Roh Kudus
& rasul Petrus adalah Reaksi
Positif. Bagaimana dengan kita? Kecenderungan kuat sekarang adalah ada
banyak orang Kristen yang tidak suka mendengar pengajaran tentang isi Alkitab.
Contoh : Khotbah kalo su terlalu lama orang mengantuk atau mengomel. Bercerita
dengan teman terdekat dst. Atau jika pengajaran hari itu pas dengan kita : ada
yang terima lalu sadar, tapi ada yang marah – marah dan tersinggung; pendeta su
khotbah apalai ni… pasti sangaja singgung beta ni… beta sonde akan datang
gereja lae … ini berarti ada masih
banyak orang Kristen yang member reaksi negative terhadap Karya Roh Kudus dan
pengajaran tentang kitab suci yang telah didengarnya. Amin saudara? Jika
demikian, mari kita beri diri untuk dituntun Roh Kudus sehinggga bisa memberi
reaksi positif.
2.
Tanggapan Kedua : Mereka bertekun dalam
persekutuan. Mereka semua bersatu. Hidup
bersama secara utuh. Dan persekutuan hidup jemaat mula- mula yang utuh ini
dibuktikan ketika mereka : (Mari kita
perhatikan dengan baik untuk menilai persekutuan kita sebagai jemaat )
a)
Meski ada banyak mujizat dan tanda yang
dilakukan oleh para rasul, tetapi para rasul dan jemaat tetap bersatu. Tidak
ada pengikut rasul A karna khotbah /
mujizatnya lebih hebat dari rasul B. Bagaimana dengan kita? Biasanya di jemaat itu
ada pengikut penatua A, ada pengikut Penatua B. Ada kelompok pendeta A, ada
Pendeta B, jemaat terpecah – pecah.
Sebenarnya ini tidak perlu terjadi karena MUjizat, tanda ajaib dan
pengajaran itu ada untuk memperkuat iman jemaat, bukan untuk mencari nama bagi
orang yang melaluinya mujizat, tanda ajaib dan pengajaran itu Tuhan beri. Jika saya sebagai pendeta dengan sadar
merancang khotbah ini atau melakukan pelayanan apapun dengan maksud agar jemaat
mengidolakan saya, puji nama saya dst… itu berarti saya sedang mencari
kemuliaan diri dan sambil berusaha menggeser kemuliaan Allah. Apakah bisa?
Apakah saya akan dapat kemuliaan nanti? Mungkin Pujian jemaat akan saya dapat,
tetapi akan ada waktu dimana orang yang memuji saya itu juga akan menghujat
saya.
b)
Mereka Menjadikan Segala kepunyaan /
milik mereka sebagai kepunyaan bersama. Apa yang dimiliki seorang jemaat dapat
dinikmati oleh anggota jemaat lain. Selalu ada anggota jemaat yang bersedia
menjual harta miliknya kemudian uang hasil penjualan itu dibagikan kepada semua
orang sesuai keperluan / kebutuhan masing – masing. Dengan kata lain selalu ada
anggota jemaat yang bersedia mengorbankan apa yang menjadi miliknya agar dapat
memenuhi kebutuhan / keperluan anggota jemaat lain. Ini berarti prinsip hidup
berbagi dan sepenanggungan yang dipraktekkan disini. Bagaimana dengan hidup
persekutuan kita? Jika kita mau jujur
ada banyak dari orang yang Kristen yang hidup dalam prinsip : prinsip Lu – Lu, Beta – Beta; bersikap egois
/ mementingkan diri sendiri. Katong dua baosadara ma uang sonde basodara Oooo. Jika kita ada orang yang minta pertolangan
pada kita berulang kali, apa yang kita bilang : mari…mari. Aman sa beta pasti
tolong. Ataukah kita muka asam dan bilang tolong satu dua kali bae ma, kalo su
ulang – ulang begini, lama-lama ju beta rasa ang? Kira beta sonde ada kebutuhan
ju ko? Saudaraku, bagi mereka yang dalam kekurangan tetapi bersedia berbagi
dengan mereka yang membutuhkan, alkitab berkata (saya ajak kita AMSAL 11:
24-25) “Ada yang menyebar harta tetapi
bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu
berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi
minum, ia sendiri akan diberi minum”.
Ini berarti dalam perhitungan ekonomi : memberi = kurang tetapi dalam perhitungan Alkitab, memberi = cukup.
c)
Mereka bertekun dan dengan satu hati
mereka berkumpul tiap – tiap hari dalam Bait Allah, kemudian Mereka memecahkan
roti di rumah masing – masing secara bergilir dengan gembira dan tulus
hati. Mereka makan bersama sambil memuji
nama Allah. Bagaimana dengan kita?
Saya tidak mengajak
kita untuk kasih tinggal rumah, tiap hari / sepanjang hari kita ibadat di
gereja. Tidak. Tapi berdasarkan pengajaran ini, saya mau ajak kita untuk
menjawab setiap panggilan pelayanan di gereja dan di rumah dengan satu hati, dengan gembira dan tulus hati
untuk memuji nama Allah. Jangan duduk ibadat bersama tapi ada bamarah.
Jangan ada jadwal pelayanan di rumah kita mengomel : hmmm tarlaen katong pung
rumah sa tarusss… atau, neu beta kasih persembahan ma ingat ko layani iko beta
pung mau, kalau sonde awas lu….
3.
Tanggapan anggota jemaat mula – mula terhadap
karya Roh kudus dan pengajaran para rasul ini adalah tanggapan yang luar biasa
dan positif. Buktinya jemaat mula- mula ini disukai oleh semua orang dan tiap
hari jumlah mereka semakin bertambah karena semakin banyak orang yang suka cara
hidup mereka dan percaya kepada Yesus.
Ini berarti kita tak perlu repot – repot cari jalan / bujuk orang supaya orang suka kita, suka persekutuan
kita. Cukuplah dengan berusaha di gereja, di rumah, di tempat kerja dan
sekolah, di mana saja, kita memberi reaksi positif terhadap karya Roh Kudus dan
pengajaran alkitab yang telah kita dengar. Dengar dan lakukan. Dengan
sendirinya orang lain memberi penilaian positif dan efeknya akan luar biasa.
Orang akan menerima kita dan datang pada kita untuk bersama mereka kita puji Tuhan. Bukan hanya orang lain yang terima dan suka
kita, Tuhan pun demikian. Berbicara
tentang apa tanggapan Tuhan terhadap pikiran, kata, sikap dan perbuatan kita
saya ingin menceritakan kembali sebuah dialog
imajiner Judulnya
“Tuhan
Tolak, Iblis Tersinggung”
Seorang anak lulus
ujian nasional dan keluarganya buat ibadat syukuran.
Sepanjang waktu ibadat
syukur ujian itu, Tuhan geleng – geleng kepala sambil mendecak : ckckckc ah ah
ah… sementara itu Iblis mondar – mandir sambil mengomel.
Selesai ibadat, si anak
memberi sambutan.
Anak
:
pertama-tama, saya bersyukur kepada Tuhan karena telah ikut campur tangan
sehingga saya bisa menyelesaikan pendidikan di bangku SMA dan lulus ujian ini.
Tuhan
:
Hmmm apa? Coba lu omong ulang? Dari tadi beta lihat pendeta pimpin ibadat ni
beta bingung. Basong buat ibadat syukur pada sapa? Syukur kepada Tuhan? Beta ni??
Lu kira beta ikut
campur tangan waktu lu bolos sekolah dan duduk bakumpul di blakang kantin
dengan lu pung kawan? Lu kira beta ikut campur tangan waktu sekretaris kelas
isi daftar hadir lu ADA padahal lu ALPA? Lu kira beta yang tolong lu waktu lu
menyontek waktu ujian? Lu kira beta kasih lu berkat waktu lu dapat bocoran soal
UN? Lu kira beta ikut campur tangan waktu
guru terpaksa katrol lu pung nilai kasih naik??? Itu bukan beta. Itu iblis pung
kerja jadi lu tak usah bersyukur pada Beta. Pi minta trima kasih di Iblis sana.
Lu mengaku beta pung anak ma andia lu sonde pernah mau dengar beta.
Iblis
:
jangan datang di beta lai. Beta su boleh kerja bantu lu setengah mati baru lu
buat ibadat syukur untuk Tuhan. Lu bilang Tuhan yang campur tangan bantu lu ko
lulus. Beta yang kerja sama-sama dengan lu ma lu bilang Tuhan… lu sonde tau
trima kasih. Beta tersinggung dengan lu
pung cara ni. Tuhan tolak, iblis tersinggung.
Jumat, 05 Juli 2013
Pemimpin Yang Bertindak Strategis
Pemahaman
Alkitab
II Tawarikh
17 : 1 – 19
Senin, 01 Juli
2013
I. Pengantar
Pada saat seseorang atau
sekelompok orang terpilih menjadi pemimpin pada lembaga apapun, orang itu mengemban tanggung jawab yang besar.
Entahkah jabatan yang melekat pada
dirinya itu karena prestasinya atau karena hubungan kerabatan, pemimpin mesti
menjalankan tugas selama masa kepemimpinannya dengan baik. Siapapun
kita, Saya mengajak kita mendalami bersama II Tawarikh 17 : 1 – 19 teks ini,
kemudian menyimpulkan pesan teks ini bagi kita semua.
II. Pemahaman
Teks
1. Yosafat
menjadi raja Yehuda menggantikan
ayahnya, Raja Asa (ay.1). Yosafat adalah pemimpin kerajaan Yehuda yang keempat.
Ia menjadi raja pada saat berusia 35 tahun dan ia memerintah di kerajaan Yehuda
selama 25 tahun (Band : II Taw 20:31). Ini berarti Yosafat terpilih menjadi raja karena ia keturunan raja, bukan kerena prestasinya,
tetapi ia memimpin dalam waktu yang lama.
2. Yosafat
menempatkan tentara di semua kota berbenteng
di Yehuda dan di luar kota Yehuda serta di kota – kota yang telah direbut ayahnya di wilayah Efraim dulu
(ay.2). Hal ini menjadi strategi yang penting oleh karena sejarah mencatat sejak
raja Asa melakukan kesalahan dengan bersandar pada raja Aram ketika
berperang melawan Raja Baesa (Kerajaan
Israel Utara), kerajaan Yehuda akan
selalu terancam bahaya perang (II Taw 16 : 9 : Penyataan Tuhan melalui Hanani).
Karena itu penjagaan wilayah kerajaan dan kekuasaan Yehuda menjadi penting. Dari
sini kita dapat menyimpulkan bahwa Yosafat
adalah tipe pemimpin yang
bertindak berdasarkan pemahaman
terhadap kebutuhan rakyatnya. Ia juga bertindak strategis. Ia
mengantisipasi kemungkinan ancaman perang
yang akan dihadapi kerajaan Yehuda.
3. Yosafat tidak
menyembah Baal (ay.3). Ia
beribadat kepada Allah (ay.4). Dalam hal ini ia mengikuti jejak / meneladani
Daud, bapa leluhurnya dan juga Asa, ayahnya.
4. Yosafat
taat kepada perintah – perintah Allah (ay.4).
Hal ini berarti bahwa Yosafat tipe orang yang bukan hanya beribadah kepada Tuhan tetapi
juga taat melakukan perintah – perintah Tuhan. Yosafat memiliki integritas. Dalam rangka mentaati perintah Tuhan, Yosafat
melakukan beberapa hal berikut :
a. Yosafat
memilih cara hidup yang berbeda dengan raja – raja Israel lainnya. Raja-raja Israel memilih imam, nabi seturut
keinginan hati sendiri dan meminta agar para nabi bernubuat untuk menyenangkan
hati mereka. Yosafat tidak demikian. Ia
memilih setiap orang untuk menjalankan tugas tertentu sesuai ketetapan Tuhan
untuk menjalankan ketetapan Tuhan juga (Band II Taw 19)
b. Dengan
kemauan yang keras (dengan tabah hati) Yosafat
mentaati perintah Tuhan dan menghancurkan semua tempat penyembahan
berhala serta patung dewi Asyera di Yehuda(ay.6).
c. Di
tahun ketiga, Yosafat mengutus pejabat
– pejabat tinggi untuk mengajarkan hukum – hukum TUHAN di kota- kota
Yehuda. Mereka adalah Benhail Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha. Mereka diutus bersama 9 orang Lewi yaitu
Semaya, , Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan
Tob-Adoni dan 2 orang imam : Elisama dan
Yoram. Para utusan raja ini membawa hukum – hukum Tuhan pergi ke mana – mana di
semua kota Yehuda dan mengajar rakyat di sana.
5. Tindakan
Tuhan terhadap Yosafat pada masa pemerintahannya sebagai raja Yehuda :
a. Tuhan
memberkati Yosafat
b. Tuhan
memberi kepada Yosafat kedudukan yang
kuat sebagai raja Yehuda.
c. Tuhan
membuat semua kerajaan di sekitar Yehuda
takut berperang melawan raja Yosafat. Bahkan bangsa Filistin dan Arab
memberikan kepada Yosafat banyak perak dan hadiah – hadiah lain, kambing dan
domba.
6. Ay.12-19
memberi gambaran bahwa Yosafat menjadi raja yang makin hari makin berkuasa,
makin kuat (ay.12-19). Ini berarti bahwa
dengan dilantiknya Yosafat menjadi raja,
ia tidak serta – merta menjadi raja yang hebat. Ia menjalani proses yang panjang yang dimulai dari
tindakannya yang jelas berbeda dari kebanyakan raja Israel : Ia beribadat
kepada Allah dan mentaati hukum –
hukum Tuhan. Ia bertindak strategis dalam menjalankan
tanggung jawab kepemimpinannya. Mulai
dari menempatkan orang dalam posisi dan tanggung jawab tertentu, mendorong orang untuk melaksanakan tugasnya
dengan bertanggungjawab dan mendorong
pejabat yang diangkatnya untuk menjalankan tugasnya sebagai ibadah (band II Taw 19
: 6 Berpesanlah ia kepada hakim-hakim itu: "Pertimbangkanlah apa yang kamu
buat, karena bukanlah untuk manusia kamu memutuskan hukum, melainkan untuk
TUHAN, yang ada beserta kamu, bila kamu memutuskan hukum.) Hal – hal inilah yang membuat Yosafat sukses
dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai raja Yehuda.
III.
Pertanyaan
Refleksi
1.
Belajar dari cerita kepemimpinan Raja Yosafat, hal
apa yang menentukan keberhasilan seorang
pemimpin? Jelaskan !
2.
Bagaimana menjalankan tanggung jawab
kepemimpinan yang diberikan kepada kita?
IV.
Kesimpulan
Belajar dari
Raja Yosafat, untuk mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal seorang
pemimpin dalam lembaga manapun mesti :
a. Memiliki
integritas : pengakuan, ibadah dan tindakan nyata yang sejalan. Seseorang baru
bisa memiliki integritas jika ia takut akan Tuhan dan jika ia memberi diri
untuk dipimpin oleh Roh Tuhan.
b. Bersedia
mengikuti hal baik yang pernah dilakukan pemimpin sebelumnya.
c. Mengetahui
sejarah, membuat perencanaan dan bertindak
berdasarkan pelajaran yang ia dapatkan dari sejarah kepemimpinan orang
sebelumnya.
d. Memahami
kebutuhan orang / lembaga yang dipimpinnya dan bertindak untuk memenuhi
kebutuhan itu.
e. Memiliki
strategi kepemimpinan yang baik.
f.
Mampu mengantisipasi terjadinya hal – hal buruk
pada orang / lembaga yang dipimpinnya.
g. Berani
menolak cara hidup yang bertentangan dengan perintah Tuhan. Bersedia “tampil beda” dari orang lain yang
memilih cara hidup yang berlawanan dengan kehendak tuhan
h. Memilih
orang untuk menduduki menjalankan tugas tertentu sesuai perintah Tuhan, dengan
kesadaran penuh bahwa menjalankan tugas adalah ibadah. Menjalankan tugas dengan
sebaik-baiknya karena apa yang ia lakukan untuk Tuhan, bukan hanya untuk orang
/ lembaga yang ia pimpin.
Kamis, 20 Juni 2013
More Than Words
"More Than Words"
Saying I love you
Is not the words I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say, but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you
More than words
Now I've tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes
And just reach out your hands and touch me
Hold me close don't ever let me go
More than words is all I ever needed you to show
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you
More than words
Is not the words I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say, but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you
More than words
Now I've tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes
And just reach out your hands and touch me
Hold me close don't ever let me go
More than words is all I ever needed you to show
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know
What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you
More than words
Mama Jantong Hati
Mama Jantong hati
Beta masi rindu,
Rindu mama pung senyum,
Pung su mangapa mama e,
Mama su manangis tumpa aer mata bagitu
Mama bilang dolo, mama bilang dolo
Jang sampe katong susah
Mama beta sadar, beta masi biking mama pung hati luka e,
Sioh sampe2 sakarang, beta masi biking air mata mama tumpa e,
Mama beta salah, salah banya mama, sampe mama su kurus e...
Mama jang mara, beta lai...
Beta minta ampon mama e...
Yang dari dolo beta su biking mama manangis..
Mama...mama jang mara,
Beta disini seng bisa makan...
Liat aer mata (beta minta ampon mama),
Akang babasa di mama pung badang..
Mama...beta disini su liat akang,
Seng bisa tahan, (biar hidup kurang-kurang e)
Biar hidup sampe sakarang,
Mama, biar tampa garam makan kasiang,(biar tampa garam kasiang e)
Biar deng kurang, seng akang ilang mama pung sayang...
Mama jang mara beta lai..
Rabu, 19 Juni 2013
Menerima & Memberikan Warisan Kehidupan
Menerima
& Memberikan Warisan Kehidupan
(Mazmur 37 : 21 – 29)
Kita memakai banyak
gambaran untuk menjelaskan apa arti hidup dan bagaimana menjalaninya. Ada yang
bilang hidup ini anugerah, karena itu jalanilah dengan syukur. Ada yang bilang hidup
ini perjuangan, karena itu jalanilah dengan semangat, bertekun agar menjadi
pemenang. Orang Sabu menggambarkan
kehidupan itu seperti tanaman. Kehidupan dimulai dari bibit / Wini. Anak perempuan
disebut Bibit.
Dalam kesempatan ini, saya mengajak kita untuk melihat gambaran
lain tentang kehidupan. Bagian alkitab yang kita baca tadi memberi gambaran bahwa hidup ini warisan. Dan
Negeri / tanah tempat hidup manusia adalah warisan dari Tuhan melalui leluhur.
Hidup ini adalah warisan yang kita terima
dari Tuhan melalui orangtua kita dan kita berikan kepada anak, cucu kita. Ada orang yang menganggap warisan itu statis.
Dapat apa na itu sudah…. Tetapi ada pula yang mengembangkan apa yang dia dapat
dari Tuhan, melalui orangtua… sehingga ia memberikan lebih banyak kepada anak
cucunya dibandingkan dengan apa yang ia terima. Misalnya jika ia dapat tanah 25x50M2 dari ortu, selama hidup ia
berusaha sehingga selain tanah yang 25x50M2 itu ada juga beberapa bidang tanah
lain yang ia wariskan kepada anak-anaknya..dst. Tetapi ada juga orang yang
terima dari ortunya semua yang baik, sekolah sampai sarjana, tapi hanya sanggup
menyekolahkan anaknya sampai SD saja…bukan karena tidak punya uang atau
harta…dst, justru dengan kelimpahan materi tetapi kekurangan teladan
dan nilai hidup.
Saudaraku, Jika hidup
adalah warisan maka pertanyaan kita adalah “bagaimana kita menjalaninya”? apakah dengan hidup asal bernapas,
makan-minum? Asal sehat, asal tambah besar? Asal punya ini – itu? Asal bisa
buat ini – itu? Lalu selesai?
Mazmur ini menyatakan
bahwa Tuhan memberikan warisan kehidupan dan tempat hidup kepada orang – orang
yang diberkatiNya. Siapa yang diberkati? Tuhan memberkati orang – orang yang
hidupNya berkenan kepada Tuhan. Ada beberapa hal penting dari Mazmur ini untuk
kita :
1. Setiap
warisan selalu mengandung tanggung jawab. Kita yang menerima hidup dari tangan
Tuhan mesti Hidup berkenan kepadaNya. Mulai dari bangun pagi sampai tidur
kembali, menjalani segala sesuatu ikut Tuhan punya mau. Bekerja dengan rajin,
jujur, tau berbagi, dst. Usia kita bertambah, kemampuan kita berkembang dan
semua yang ada pada hidup kita menjadi
berkat bagi orang lain.
2. Meskipun
kita menerima warisan kehidupan dari Tuhan tapi itu tidak berarti kehidupan
kita bebas tantangan. Kita akan tetap menghadapi berbagai bentuk tantangan.
Tambah usia bertambah pula tantangannya, baik dalam hidup RT, dgn tetangga,
keluarga dst. Sikap yang benar adalah Menghadapi setiap tantangan kehidupan
dengan sabar karena Firman Tuhan memberi jaminan bahwa Tuhan akan senantiasa
menopang ketika orang benar terjatuh. Sehingga meskipun jatuh, ia tidak sampai
tergeletak. Ia akan bangkit kembali.
Tuhan akan selalu bersama – sama dengannya. Tuhan tak akan pernah
meninggalkannya. Anak cucunya akan terpelihara baik, mereka tidak akan menjadi
peminta-minta. Mereka justru akan menjadi pemberi, yang akan menopang hidup
orang lain dengan belas kasihan. Mereka akan menjadi berkat. Anak cucu akan
menerima warisan kehidupan yang lebih besar lagi. Bukankah ini janji yang luar
biasa? Saya kira ini menjadi mimpi kita semua. Bahwa dengan semua yang kita jalani dan perjuangkan hari ini adalah untuk masa depan anak – anak …
3. Kita telah menerima warisan
kehidupan dari Tuhan melalui orangtua kita. Karena itu kita
bertanggung jawab untuk meneruskan warisan kehidupan ini kepada generasi
berikutnya. Kita bisa melakukan segala
sesuatu yang baik untuk semua orang yang Tuhan percayakan kepada kita. Jangan
hanya mau terima, tetapi tidak mau memberi. Sampai di sini saya ingat
cerita Nazrudin, Seorang Sufi dari Turki : Suatu hari ada seorang bapak yang
jatuh dan tenggelam di danau. Setiap
orang yang melihat dia berusaha untuk menolong. Satu per satu orang mengulurkan
tangan mereka dan bilang “berikan tanganmu” “ulurkan tanganmu kepadaku…” bapak
ini tidak mau mengulurkan tangannya. Sampai dia akhirnya minum banyak air. Para
penolong kewalahan. Nazrudin lihat kejadian itu. Dia bertindak. Dia bilang
kepada bapak yang tenggelam “ambil
tanganku”. Bapak itu ulurkan tangan sehingga nazrudin bisa mengeluarkan dia
dari danau. Semua orang bingung, kenapa Nazrudin berhasil. Mereka bertanya
kepada Nazrudin : Nazrudin jawab, orang ini paling pelit. Dia tidak mau
memberi. Ia hanya mau terima saja…
Langganan:
Postingan (Atom)
Entri Populer
-
“Sang Pendeta” Kalau ia muda dianggap kurang pengalaman Tapi bila rambutnya beruban, ia dianggap terlalu tua Kalau keluarganya be...
-
Tuhan Itu Penopang dan Penegak Bagi Semua Orang Yang Jatuh & Tertunduk (Mazmur 145 : 8 -21) Setiap orang pasti pernah mengal...
-
Tanggapan Jemaat Terhadap Karya Roh Kudus (Kisah Para Rasul 2 : 41 - 47) Nats Pemb : Filip 2 : 1-3a Salah satu ciri mahluk hi...
-
Orang bilang “menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Menanti adalah hal yang paling menjengkelkan”. Betul ko sonde? Menunggu...
-
Nats Pembimbing : Engkau telah menguji kami, ya Allah, telah memurnikan kami, seperti orang memurnikan perak ( Mazmur 66:10 ) Or...
-
Setiap orang yang sadar akan kesalahannya di masa lalu dan memutuskan untuk bertobat, tentu pernah bertanya, paling kurang pada dirinya se...
-
Pemahaman Alkitab II Tawarikh 17 : 1 – 19 Senin, 01 Juli 2013 I. Pengantar Pada saat seseorang atau sekelompok o...
-
Tanggapan Tuhan terhadap Sikap Hidup Kita Kebanyakan orang akan memikirkan tanggapan orang lain terhadap kata-kata dan sikapnya. Kita in...
-
How am I supposed to live without you I could hardly believe it When I heard the news today I had to come and get it straig...