Rabu, 19 Juni 2013

Menerima & Memberikan Warisan Kehidupan


Menerima & Memberikan Warisan Kehidupan
(Mazmur  37 : 21 – 29)
Kita memakai banyak gambaran untuk menjelaskan apa arti hidup dan bagaimana menjalaninya. Ada yang bilang hidup ini anugerah, karena itu jalanilah dengan syukur. Ada yang bilang hidup ini perjuangan, karena itu jalanilah dengan semangat, bertekun agar menjadi pemenang.  Orang Sabu menggambarkan kehidupan itu seperti tanaman. Kehidupan dimulai dari bibit / Wini.  Anak perempuan disebut Bibit.
Dalam kesempatan  ini, saya mengajak kita untuk melihat gambaran lain tentang kehidupan. Bagian alkitab yang kita baca tadi memberi gambaran bahwa hidup ini warisan. Dan Negeri / tanah tempat hidup manusia adalah warisan dari Tuhan melalui leluhur. Hidup ini adalah warisan yang kita terima dari Tuhan melalui orangtua kita dan kita berikan kepada anak, cucu kita. Ada orang yang menganggap warisan itu statis. Dapat apa na itu sudah…. Tetapi ada pula yang mengembangkan apa yang dia dapat dari Tuhan, melalui orangtua… sehingga ia memberikan lebih banyak kepada anak cucunya dibandingkan dengan apa yang ia terima. Misalnya jika ia dapat  tanah 25x50M2 dari ortu, selama hidup ia berusaha sehingga selain tanah yang 25x50M2 itu ada juga beberapa bidang tanah lain yang ia wariskan kepada anak-anaknya..dst. Tetapi ada juga orang yang terima dari ortunya semua yang baik, sekolah sampai sarjana, tapi hanya sanggup menyekolahkan anaknya sampai SD saja…bukan karena tidak punya uang atau harta…dst,  justru dengan  kelimpahan materi tetapi kekurangan teladan dan nilai hidup.
Saudaraku, Jika hidup adalah warisan maka pertanyaan kita adalah “bagaimana kita menjalaninya”?  apakah dengan hidup asal bernapas, makan-minum? Asal sehat, asal tambah besar? Asal punya ini – itu? Asal bisa buat ini – itu? Lalu selesai?
Mazmur ini menyatakan bahwa Tuhan memberikan warisan kehidupan dan tempat hidup kepada orang – orang yang diberkatiNya. Siapa yang diberkati? Tuhan memberkati orang – orang yang hidupNya berkenan kepada Tuhan. Ada beberapa hal penting dari Mazmur ini untuk kita :
1.      Setiap warisan selalu mengandung tanggung jawab. Kita yang menerima hidup dari tangan Tuhan mesti Hidup berkenan kepadaNya. Mulai dari bangun pagi sampai tidur kembali, menjalani segala sesuatu ikut Tuhan punya mau. Bekerja dengan rajin, jujur, tau berbagi, dst. Usia kita bertambah, kemampuan kita berkembang dan semua yang ada pada  hidup kita menjadi berkat bagi orang lain. 
2.      Meskipun kita menerima warisan kehidupan dari Tuhan tapi itu tidak berarti kehidupan kita bebas tantangan. Kita akan tetap menghadapi berbagai bentuk tantangan. Tambah usia bertambah pula tantangannya, baik dalam hidup RT, dgn tetangga, keluarga dst. Sikap yang benar adalah Menghadapi setiap tantangan kehidupan dengan sabar karena Firman Tuhan memberi jaminan bahwa Tuhan akan senantiasa menopang ketika orang benar terjatuh. Sehingga meskipun jatuh, ia tidak sampai tergeletak. Ia akan bangkit kembali.  Tuhan akan selalu bersama – sama dengannya. Tuhan tak akan pernah meninggalkannya. Anak cucunya akan terpelihara baik, mereka tidak akan menjadi peminta-minta. Mereka justru akan menjadi pemberi, yang akan menopang hidup orang lain dengan belas kasihan. Mereka akan menjadi berkat. Anak cucu akan menerima warisan kehidupan yang lebih besar lagi. Bukankah ini janji yang luar biasa? Saya kira ini menjadi mimpi kita semua. Bahwa dengan semua yang kita jalani dan perjuangkan hari ini adalah untuk masa depan anak – anak …
3.      Kita telah menerima warisan kehidupan dari Tuhan melalui orangtua kita. Karena itu kita  bertanggung jawab untuk meneruskan warisan kehidupan ini kepada generasi berikutnya. Kita bisa melakukan segala sesuatu yang baik untuk semua orang yang Tuhan percayakan kepada kita.  Jangan hanya mau terima, tetapi tidak mau memberi. Sampai di sini saya ingat cerita Nazrudin, Seorang Sufi dari Turki : Suatu hari ada seorang bapak yang jatuh dan  tenggelam di danau. Setiap orang yang melihat dia berusaha untuk menolong. Satu per satu orang mengulurkan tangan mereka dan bilang “berikan tanganmu” “ulurkan tanganmu kepadaku…” bapak ini tidak mau mengulurkan tangannya. Sampai dia akhirnya minum banyak air. Para penolong kewalahan. Nazrudin lihat kejadian itu. Dia bertindak. Dia bilang kepada bapak yang tenggelam  “ambil tanganku”. Bapak itu ulurkan tangan sehingga nazrudin bisa mengeluarkan dia dari danau. Semua orang bingung, kenapa Nazrudin berhasil. Mereka bertanya kepada Nazrudin : Nazrudin jawab, orang ini paling pelit. Dia tidak mau memberi. Ia hanya mau terima saja…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate