Kamis, 20 Juni 2013

More Than Words

"More Than Words"


Saying I love you
Is not the words I want to hear from you
It's not that I want you
Not to say, but if you only knew
How easy it would be to show me how you feel
More than words is all you have to do to make it real
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know

What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you

More than words

Now I've tried to talk to you and make you understand
All you have to do is close your eyes
And just reach out your hands and touch me
Hold me close don't ever let me go
More than words is all I ever needed you to show
Then you wouldn't have to say that you love me
Cos I'd already know

What would you do if my heart was torn in two
More than words to show you feel
That your love for me is real
What would you say if I took those words away
Then you couldn't make things new
Just by saying I love you

More than words

Mama Jantong Hati


Mama Jantong hati
Beta masi rindu,
Rindu mama pung senyum,
Pung su mangapa mama e,
Mama su manangis tumpa aer mata bagitu

Mama bilang dolo, mama bilang dolo
Jang sampe katong susah

Mama beta sadar, beta masi biking mama pung hati luka e,
Sioh sampe2 sakarang, beta masi biking air mata mama tumpa e,
Mama beta salah, salah banya mama, sampe mama su kurus e...

Mama jang mara, beta lai...
Beta minta ampon mama e...
Yang dari dolo beta su biking mama manangis..

Mama...mama jang mara,
Beta disini seng bisa makan...
Liat aer mata (beta minta ampon mama),
Akang babasa di mama pung badang..
Mama...beta disini su liat akang,
Seng bisa tahan, (biar hidup kurang-kurang e)
Biar hidup sampe sakarang,
Mama, biar tampa garam makan kasiang,(biar tampa garam kasiang e)
Biar deng kurang, seng akang ilang mama pung sayang...

Mama jang mara beta lai..


Rabu, 19 Juni 2013

Menerima & Memberikan Warisan Kehidupan


Menerima & Memberikan Warisan Kehidupan
(Mazmur  37 : 21 – 29)
Kita memakai banyak gambaran untuk menjelaskan apa arti hidup dan bagaimana menjalaninya. Ada yang bilang hidup ini anugerah, karena itu jalanilah dengan syukur. Ada yang bilang hidup ini perjuangan, karena itu jalanilah dengan semangat, bertekun agar menjadi pemenang.  Orang Sabu menggambarkan kehidupan itu seperti tanaman. Kehidupan dimulai dari bibit / Wini.  Anak perempuan disebut Bibit.
Dalam kesempatan  ini, saya mengajak kita untuk melihat gambaran lain tentang kehidupan. Bagian alkitab yang kita baca tadi memberi gambaran bahwa hidup ini warisan. Dan Negeri / tanah tempat hidup manusia adalah warisan dari Tuhan melalui leluhur. Hidup ini adalah warisan yang kita terima dari Tuhan melalui orangtua kita dan kita berikan kepada anak, cucu kita. Ada orang yang menganggap warisan itu statis. Dapat apa na itu sudah…. Tetapi ada pula yang mengembangkan apa yang dia dapat dari Tuhan, melalui orangtua… sehingga ia memberikan lebih banyak kepada anak cucunya dibandingkan dengan apa yang ia terima. Misalnya jika ia dapat  tanah 25x50M2 dari ortu, selama hidup ia berusaha sehingga selain tanah yang 25x50M2 itu ada juga beberapa bidang tanah lain yang ia wariskan kepada anak-anaknya..dst. Tetapi ada juga orang yang terima dari ortunya semua yang baik, sekolah sampai sarjana, tapi hanya sanggup menyekolahkan anaknya sampai SD saja…bukan karena tidak punya uang atau harta…dst,  justru dengan  kelimpahan materi tetapi kekurangan teladan dan nilai hidup.
Saudaraku, Jika hidup adalah warisan maka pertanyaan kita adalah “bagaimana kita menjalaninya”?  apakah dengan hidup asal bernapas, makan-minum? Asal sehat, asal tambah besar? Asal punya ini – itu? Asal bisa buat ini – itu? Lalu selesai?
Mazmur ini menyatakan bahwa Tuhan memberikan warisan kehidupan dan tempat hidup kepada orang – orang yang diberkatiNya. Siapa yang diberkati? Tuhan memberkati orang – orang yang hidupNya berkenan kepada Tuhan. Ada beberapa hal penting dari Mazmur ini untuk kita :
1.      Setiap warisan selalu mengandung tanggung jawab. Kita yang menerima hidup dari tangan Tuhan mesti Hidup berkenan kepadaNya. Mulai dari bangun pagi sampai tidur kembali, menjalani segala sesuatu ikut Tuhan punya mau. Bekerja dengan rajin, jujur, tau berbagi, dst. Usia kita bertambah, kemampuan kita berkembang dan semua yang ada pada  hidup kita menjadi berkat bagi orang lain. 
2.      Meskipun kita menerima warisan kehidupan dari Tuhan tapi itu tidak berarti kehidupan kita bebas tantangan. Kita akan tetap menghadapi berbagai bentuk tantangan. Tambah usia bertambah pula tantangannya, baik dalam hidup RT, dgn tetangga, keluarga dst. Sikap yang benar adalah Menghadapi setiap tantangan kehidupan dengan sabar karena Firman Tuhan memberi jaminan bahwa Tuhan akan senantiasa menopang ketika orang benar terjatuh. Sehingga meskipun jatuh, ia tidak sampai tergeletak. Ia akan bangkit kembali.  Tuhan akan selalu bersama – sama dengannya. Tuhan tak akan pernah meninggalkannya. Anak cucunya akan terpelihara baik, mereka tidak akan menjadi peminta-minta. Mereka justru akan menjadi pemberi, yang akan menopang hidup orang lain dengan belas kasihan. Mereka akan menjadi berkat. Anak cucu akan menerima warisan kehidupan yang lebih besar lagi. Bukankah ini janji yang luar biasa? Saya kira ini menjadi mimpi kita semua. Bahwa dengan semua yang kita jalani dan perjuangkan hari ini adalah untuk masa depan anak – anak …
3.      Kita telah menerima warisan kehidupan dari Tuhan melalui orangtua kita. Karena itu kita  bertanggung jawab untuk meneruskan warisan kehidupan ini kepada generasi berikutnya. Kita bisa melakukan segala sesuatu yang baik untuk semua orang yang Tuhan percayakan kepada kita.  Jangan hanya mau terima, tetapi tidak mau memberi. Sampai di sini saya ingat cerita Nazrudin, Seorang Sufi dari Turki : Suatu hari ada seorang bapak yang jatuh dan  tenggelam di danau. Setiap orang yang melihat dia berusaha untuk menolong. Satu per satu orang mengulurkan tangan mereka dan bilang “berikan tanganmu” “ulurkan tanganmu kepadaku…” bapak ini tidak mau mengulurkan tangannya. Sampai dia akhirnya minum banyak air. Para penolong kewalahan. Nazrudin lihat kejadian itu. Dia bertindak. Dia bilang kepada bapak yang tenggelam  “ambil tanganku”. Bapak itu ulurkan tangan sehingga nazrudin bisa mengeluarkan dia dari danau. Semua orang bingung, kenapa Nazrudin berhasil. Mereka bertanya kepada Nazrudin : Nazrudin jawab, orang ini paling pelit. Dia tidak mau memberi. Ia hanya mau terima saja…

"Tuhan Tolak, Iblis Tersinggung"

Tanggapan Tuhan terhadap Sikap Hidup Kita

Kebanyakan orang akan memikirkan tanggapan orang lain terhadap kata-kata dan sikapnya.
Kita ingin dianggap atau dinilai sebagai orang baik, karena itu jika berada di depan orang lain kita akan berbicara dan bersikap  yang baik.
Apakah kita juga memikirkan tanggapan Tuhan terhadap setiap pikiran, perkataan dan perbuatan kita?

Pilkada sebuah Propinsi di Negeri Antah Berantah telah selesai. Paket Pemenang Pilkada telah diumumkan. Karena itu mereka mengadakan Ibadat Syukur atau apapun namanya. Banyak orang yang memberi tanggapan, positif maupun negatif. Bagaimana tanggapan Tuhan terhadap ibadat syukur Paket Pemenang Pilkada Negeri Antah Berantah itu?
Beberapa tahun lalu, seorang warga Kota Kupang pernah menulis Suatu Dialog Imajiner di Salah satu harian di Kota ini. Saya lupa detail tulisannya, siapa penulisnya, tetapi saya ingin menceritakan kembali intinya.
Ini hanya imajinasi seorang anak manusia tentang Bagaimana tanggapan Tuhan terhadap Ibadat Syukur Paket Pemenang Pemilu.

Tuhan Tolak, Iblis Tersinggung
(Suatu Dialog Imajiner : membayangkan andaikan Tuhan menanggapi hal ini sama seperti ketika seorang manusia menanggapinya)

Ibadat Syukur Paket Pemenang Pilkada Propinsi Antah Berantah berlangsung dengan sangat mengesankan semua orang yang hadir.
Pemimpin ibadat berkhotbah dengan sangat mengesankan sambil menyelipkan sedikit pujian kepada paket pemenang. Semua orang terkagum - kagum. Mereka pun bernyanyi Memuji Nama Tuhan.
Pada saat Paket Pemenang Pilkada Negeri Antah Berantah  menyampaikan sambutannya pun dia bilang " Pertama - tama kami menghaturkan syukur, pujian dan sembah hanya kepada Tuhan, karena hanya oleh kasih dan perkenananNya kami bisa memenangkan Pilkada Negeri Antah Berantah  ini. Tuhan telah memilih kami melalui rakyat ...dst"

Tuhan : Ckckckckckc  ah ah ah (geleng - geleng kepala). Apa lu bilang? Lu bilang ini semua karna Beta? Beta pilih lu melalui rakyat? Lu kira Beta yang suruh lu masok kaluar orang pung rumah sambil bawa doi ko bagi-bagi lalu kasih ingat "Pilkada jangan lupa pilih no .... Oooo". Lu kira beta campur tangan waktu lu suap saksi dan orang - orang yang di TPS? Lu kira Beta senang waktu tiba - tiba lu omong Beta pung nama pono mulut di setiap kasampatan Lu baoomong? Lu kira Beta senang waktu lu tiba-tiba rajin iko ibadat  satu hari 5 kali di rumah ibadat samua agama dan lu kira Beta senang waktu lu kasih persembahan?  Lu kira beta yang kasih akal supaya lu pung Tim Sukses kerja berat kasih busuk lu pung lawan pung nama? Itu bukan Beta. Beta sonde biasa kerja begitu. Itu Iblis pung kerja jadi lu pi minta terima kasih di Iblis sa.

Iblis : Apa? Basong mau datang di beta? Basong jangan datang ju di beta, beta su tersinggung. beta su kasih tunjuk jalan, kerja satengah mati untuk basong dari pagi sampe pagi ma basong bilang Tuhan yang tolong basong. Basong bilang basong menang karna Tuhan, padahal sebenarnya beta yang kerja. Pung enak lai. basong memang sonde tau diri. Pi sana do... beta su tersinggung nih....

Bagaimana tanggapan Tuhan terhadap sikap dan perbuatan saya sehari-hari?  Bagaimana tanggapan Tuhan terhadap pelayanan saya sebagai pendeta? Bagaimana tanggapan Tuhan terhadap ibadat syukur kelulusan anak kita? bagaimana tanggapan Tuhan terhadap ibadat syukur anak kita yang diterima sebagai PNS atau Polisi? Bagaimana tanggapan Tuhan terhadap syukur kita atas hasil kerja kita? Apakah Tuhan terima dengan gembira karena kita menjalani semuanya dengan benar? Ataukah ???????

Beruntunglah kita karena Tuhan tidak seperti kita. Tuhan tidak pernah menolak kita. Tuhan bersedia menerima kita, apapun adanya kita. Apapun kesalahan dan dosa kita, Tuhan tak akan menolak kita, asalkan kita datang padaNya dengan pengakuan yang tulus dan hati yang hancur. Tetapi Tuhan tak ingin kita tetap hidup dalam dosa dan kesalahan yang sama. Tuhan ingin kita berubah.
Hidup ini  adalah pertandingan iman dan semua yang ada di dalam hidup kita adalah babak dalam pertandingan iman.  Rasul Paulus menasehatkan kepada Timotius agar sebagai anak Allah, Timotius mesti menjauhi cara - cara dunia. Yang harus ia lakukan adalah menjalani setiap babak dalam pertandingan iman ini dengan "Kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelemah-lembutan". Nasihat yang sama bagi kita,  "Bertandinglah dalam pertandingan iman  yang benar dan rebutlah hidup kekal" (2 Tim 6:6-16)

Marilah kita berpikir, berbicara dan bersikap dengan mempertimbangkan bagaimana tanggapan Tuhan terhadap semua itu.


Entri Populer

Total Tayangan Halaman

Laman

Apa Pendapat Anda Tentang Blog ini?

Translate